Dua Anak dan Istrinya Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan, Begini Suara Hati Sang Ayah di Pengadilan

24 Januari 2023, 22:28 WIB
Saksi dari keluarga korban Tragedi Kanjuruhan hadir dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya /Zona Surabaya Raya/PRMN

ZONA SURABAYA RAYA- Devi Atok Yulfitri kehilangan dua anak dan mantan istrinya dalam Tragedi Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu 1 Oktober 2022. Ia pun mengungkapkan suara isi hatinya dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Surabaya, Selasa 24 Januari 2023.

Di hadapan majelis hakim, Atok dalam kesaksiannya mengungkapkan keyakinannya bahwa dua anak dan mantan istrinya itu meninggal dunia bukan karena terinjak-injak suporter. Namun karena tembakan gas air mata ke tribun Stadion Kanjuruhan.  

Keyakinan Atok itu karena dua jasad anaknya yang meninggal dunia itu tidak ditemukan luka-luka karena benda tumpul.

Pengakuan Atok itu disampaikan saat dihadirkan sebagai saksi dalam sidang perkara Tragedi Kanjuruhan denga terdakwa Abdul Haris (Ketua Panpel Arema FC) dan Suko Sutrisno (security officer Arema FC).

Baca Juga: PENTING! Lulusan 7 Jurusan ini Berpeluang Besar Lolos Seleksi CPNS dan PPPK Tahun 2023, Intip Bocorannya

 

“Saya sendiri yang memandikan jenazah kedua anak saya. Demi Allah, dari ujung rambut hingga kaki tidak ada luka-luka karena benda tumpul,” kata Atok saat bersaksi dalam persidangan.

Dua anak Atok, Natasya Debi Ramadhani dan Nayla Debi Anggraeni bersama mantan istrinya, Anggraeni ditemukan tewas di dalam stadion dengan kondisi wajah biru kehitaman.

Hidung dan mulutnya mengeluarkan busa yang berbau amoniak. Baju yang dikenakan ketiga almarhum juga berbau amoniak.

“Baunya menyengat sekali. Tidak ada luka memar di badannya. Jenazah ditemukan di tribun. Meninggal karena gas air mata,” tegas Atok.

Baca Juga: Inilah Doa Rasulullah SAW di Bulan Rajab yang Termasuk Bulan Istimewa dalam Islam

Kematian dua anak yang masing-masing berusia 16 tahun dan 13 tahun serta mantan istrinya membuatnya terpukul. Antok mengaku sampai tidak makan selama lima hari karena merasa sudah tidak ada harapan lagi setelah anak-anaknya tewas. Dia mengaku sudah mendapat amplop dari Presiden Joko Widodo dan pihak lain.

“Dua amplop sampai sekarang masih utuh di rumah tidak saya buka. Saya tidak butuh. Saya sudah menyampaikan ke Presiden Jokowi saat bertemu di RSSA agar oknum-oknum yang membunuh anak saya dihukum setimpal. Pak presiden mengangguk mengiyakan,” tuturnya.

Atok merasa bahwa proses penegakan hukum tragedi Kanjuruhan yang merenggut 135 nyawa masih belum adil. Dia juga meragukan hasil otopsi terhadap dua jenazah anaknya yang disimpulkan tewas karena terinjak-injak. Kesimpulan itu bertolak belakang dari yang dia ketahui selama mengurus jenazah kedua anaknya.

Sementara itu, eks Dirut Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita yang juga bersaksi dalam persidangan menegaskan bahwa Stadion Kanjuruhan telah lolos verifikasi dan dinyatakan layak menggelar pertandingan Liga 1.

Baca Juga: Dahsyat dan Berkah, 10 Bacaan Doa Sehari-hari dari Alquran yang Wajib Dihafal, Lengkap Arab Latin dan Artinya

“Secara teknis layak dengan catatan. Saya tidak tahu catatannya dipenuhi atau tidak, karena yang terakhir verifikasi PSSI, bukan LIB,” ungkap Lukita yang juga tersangka dalam kasus ini.

Mengenai pertandingan bertensi tinggi yang tetap digelar malam hari, Lukita mengakui pihaknya sempat menerima surat permohonan dari panpel Arema FC agar digelar sore hari.

Namun, LIB menolaknya karena jadwal sudah disusun jauh hari bersama broadcaster selaku pemegang hak siar Liga 1. ***

Editor: Ali Mahfud

Tags

Terkini

Terpopuler