Kapal Perang USS Ralph Johnson Transit di Selat Taiwan, Picu Ketegangan Baru di Laut China Selatan!

14 September 2023, 08:45 WIB
Kapal Perang AS USS Ralph Johnson. /US Department of Defense/

ZONA SURABAYA RAYA - Laut China Selatan telah menjadi pusat perhatian internasional dalam beberapa tahun terakhir.

Salah satu episode terbaru yang mencengangkan adalah transitnya Kapal Perang Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Ralph Johnson (DDG 114), melalui Selat Taiwan, Minggu, 10 September 2023.

Kejadian ini menciptakan sorotan yang luas dan menimbulkan pertanyaan penting tentang hukum internasional dan keamanan regional.

Melansir YouTube Defense Updates, mari kita bahas lebih dalam tentang insiden yang menegangkan satu ini.

Baca Juga: Rusia Rilis Senjata Perang Baru yang Menakutkan: Tank Tanpa Awak T-72B3 Sturm!

Kapal Perang USS Ralph Johnson dan HMCS Ottawa

Minggu, 10 September 2023, USS Ralph Johnson tidak hanya berlayar sendirian, tetapi dalam konvoi dengan fregat kelas Halifax Angkatan Laut Kanada, HMCS Ottawa (FFH 341).

Mereka berdua menghadapi tantangan besar karena melintasi Selat Taiwan. Tindakan ini menjadi perhatian dunia karena berpotensi menciptakan ketegangan dengan Tiongkok.

Angkatan Laut Amerika Serikat, melalui Perkumpulan ke-7 mereka, menegaskan bahwa tindakan ini adalah bagian dari upaya mereka untuk menjaga kebebasan navigasi di perairan internasional.

Mereka mengklaim bahwa Selat Taiwan adalah "koridor" yang melampaui laut teritorial negara pantai manapun, sesuai dengan hukum internasional.

Sengketa di Laut China Selatan

Peta yang menunjukkan wilayah Laut China Selatan.

Namun, penting untuk memahami konteks lebih luas dari insiden ini. Tiongkok telah lama mengklaim sebagian besar Laut China Selatan dengan dasar peta sembilan garis putus-putus mereka.

Klaim ini ditolak oleh sebuah tribunal arbitrase di Den Haag pada tahun 2016. Banyak negara, termasuk Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan, memiliki klaim yang tumpang tindih di wilayah ini.

Laut China Selatan adalah jalur penting bagi perdagangan dunia, dengan sekitar $5 triliun dalam perdagangan yang melewatinya setiap tahunnya.

Baca Juga: China Janji Bela Palestina, Rusia malah Bangun Perwakilan di Yerussalem?

Selain itu, wilayah ini juga diyakini memiliki cadangan minyak dan gas alam yang signifikan.

Oleh karena itu, banyak negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang, India, dan Australia, menginginkan kebebasan navigasi di wilayah ini untuk melindungi kepentingan ekonomi dan keamanan mereka.

Kapabilitas USS Ralph Johnson

Kapal perang USS Ralph Johnson adalah kapal perang peluru kendali kelas Arleigh Burke dari Angkatan Laut Amerika Serikat.

Kapal ini dilengkapi dengan sistem pertahanan rudal balistik Aegis, yang memungkinkannya mendeteksi, melacak, dan menghancurkan rudal balistik jarak pendek hingga menengah.

Kapal ini juga dilengkapi dengan senjata yang sangat mematikan, termasuk antara lain:

  1. sistem peluncuran vertikal Mk 41 yang memiliki berbagai jenis senjata, seperti misil jelajah BGM-109 Tomahawk untuk serangan darat,
  2. Misil Standar 2 dan Standar 3 (SM-3) untuk pertahanan rudal AEGIS,
  3. Misil Standar 6 (SM-6) untuk pertahanan anti-kapal dan rudal balistik, serta
  4. Rudal Sea Sparrow Evolved (ESSM) untuk pertahanan udara jarak pendek hingga menengah.

Selain itu, kapal ini dilengkapi dengan helikopter MH-60R Seahawk LAMPS III untuk perang anti-kapal selam.

Baca Juga: CHINA Geram! Lihat Ulah Israel yang Mencaplok Palestina

Dengan kapabilitas yang luar biasa ini, USS Ralph Johnson merupakan kekuatan yang signifikan dalam menjaga keamanan di wilayah Laut China Selatan.

Tantangan terhadap Tindakan Agresif Tiongkok

Presiden China Xi Jinping meninjau armada Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China di Laut China Selatan.

Angkatan Laut Amerika Serikat tidak menyembunyikan niatnya untuk menantang tindakan agresif Tiongkok di Laut China Selatan.

Mereka telah menegaskan bahwa tindakan Tiongkok, seperti penggunaan meriam air terhadap kapal Filipina, harus dihadapi dan dicegah.

Insiden transit USS Ralph Johnson dan HMCS Ottawa melalui Selat Taiwan mencerminkan ketegangan yang berkelanjutan di Laut China Selatan.

Kebebasan navigasi di wilayah ini adalah isu penting bagi banyak negara, dan upaya untuk menjaganya akan terus berlanjut.

Di tengah ketidakpastian regional, kerja sama antara Amerika Serikat, Kanada, dan sekutu-sekutu mereka memegang peranan sentral dalam menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan Indo-Pasifik.

Sebagai penutup, kita dapat menyimpulkan bahwa insiden ini adalah bagian dari narasi lebih besar tentang persaingan kekuatan di Laut China Selatan.

Baca Juga: Warga China Tuntut Xi JinPing Mundur! Alasannya Karena...

Ini adalah isu yang akan terus mempengaruhi dinamika regional dan perdagangan dunia dalam waktu yang akan datang.

Kebebasan navigasi akan tetap menjadi fokus perdebatan, dan tindakan kapal perang seperti USS Ralph Johnson akan terus menjadi berita utama dalam konteks ini. ***

Editor: Rangga Putra

Sumber: YouTube Defense Updates

Tags

Terkini

Terpopuler