"Makanya modal cerewet ibu itu menjadi sentuhannya yang tidak hanya sebatas membina seperti yang dilakukan bapak-bapak," sambung Nanny.
Untuk itu setelah dibantu oleh suami, dibutuhkan standarirsasi mutu agar bisa diminati.
"Setelah semuanya dipersiapkan. Masih ada langkah lagi, yaitu dipasarkan. Bisa dipromosikan lewat IG, grup WA dan medsos lainnya. Karena percuma produksi banyak, tapi pemasaran kurang," sambungnya.
Nanny berharap, produk UMKM yang diciptakan harus menjadi produk unggulan. Tidak sekadar membuat produk.
"Jangan sekedarnya, mari kita tingkatkan. Makanya kantah-kantah harua turun supaya bisa naik kelas. Jadikan modal kecerewetan ikawati untuk membantu dan menghasilkan produk yang bagus," imbuhnya.
Nanny menyarankan untuk bekerja sama dengan perkumpulan UMKM yang ada dalam pemasaran agar diterima di masyarakat.
"UMKM harus dibina untuk menjadi market yang harus dipasarkan. Bisa lewat koperasi dan sebagainya. Lalu ibu-ibu untuk berfikir bagaimana cara memasarkan. Bisa kerja sama dengan E-Peken milik Pemkot Surabaya. Lalu ada Ladara, sebagai rumah bagi UMKM untuk dipasarkan. Ladara sendiri sudah kami bentuk sebelum bergabung dengan ATR/BPN," pungkasnya.
Sekadar diketahui, Ladara merupakan perkumpulan bagi ibu-ibu Dharma Pertiwi dari suami anggota TNI laut, darat, dan udara.
Baca Juga: 4 Spoiler One Piece 1062: Hubungan Bonney - Kuma Terungkap, Vegapunk dalam Bahaya!