Dalam pembicaraannya, Mahendra mencontohkan Eropa yang ambisius menetapkan target transisi ke energi hijau yang berakhir pada peningkatan kebutuhan pembiayaan yang sebelumnya belum pernah terjadi.
“Ini jelas bahwa solar dan wind energy tidak akan bisa memenuhi kebutuhan energi yang dihasilkan dari bahan bakar fosil dalam waktu satu malam dan (transisi) ini memang membutuhkan perjalanan yang panjang,” ucapnya.
Oleh karena itu muncul kebutuhan mendesak agar semua negara bekerja sama untuk mengajukan rencana yang lebih realistis untuk menyeimbangkan tujuan lingkungan, ekonomi dan sosial yang sejalan dengan tujuan UN Sustainable Development Goals.
“Perlindungan lingkungan diselaraskan dengan pengentasan kemiskinan dalam konteks mengembangkan ekonomi dan sosial yang lebih luas,” jelasnya.***