Salut! Mahasiswa ITS menjadi Pencetus Healing Tourism pada Adat Suku Tengger

- 5 April 2023, 13:46 WIB
Tradisi Ngambeng Ritual Ummat Hindu Suku Tengger Probolinggo. /Zona Surabaya Raya/Pemkab Probolinggo.
Tradisi Ngambeng Ritual Ummat Hindu Suku Tengger Probolinggo. /Zona Surabaya Raya/Pemkab Probolinggo. /

Selanjutnya untuk walima yaitu terdiri atas waras/sehat, wareg/kebutuhan makan tercukupi, wastra/kebutuhan sandang tercukupi, wisma/ mempunyai tempat tinggal, dan terakhir wasis atau dikenal dengan bijaksana.

Sementara itu, Suku Tengger yang bermukim di wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) telah menjadi perhatian provinsi Jawa Timur.

“Keberadaan masyarakat Tengger yang hidup berdampingan dengan kawasan TNBTS dapat menjadi potensi dalam pengembangan healing tourism,”ujar Bobi dikutip dari laman kominfo.jatimprov.go.id, Rabu, 05 April 2023.

Bobi yang kini menempuh pendidikan di Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITS tersebut melanjutkan, terdapat enam sensibilitas yang dapat dikembangkan sebagai potensi healing tourism pada Suku Tengger.

Lebih dalam Bobi menjelaskan, enam hal tersebut diantaranya lunga atau dikenal dengan berkebun, gegeni/ berkumpul di dapur, sanja atau bertamu ketika hari menyonsong petang, memidang atau berjemur diri, megeng atau meditasi, dan terakhir dedolan atau berkelana.

Perihal tersebut merujuk kepada hasil riset yang diadakan di Desar Adat Ngadisan, Kabupaten Probolinggo, dan Desa Adat Wonokitri Kabupaten Pasuruan.

Baca Juga: Ngabuburit Ramadhan 2023, Makam Sunan Bungkul Surabaya, Menengok Sumur dan Pohon Beringin Keramat

Bobi menambahkan, bahwa upaya-upaya tersebut merupakan bagian dari cara Suku Tengger memberikan makna kepada kebudayaan dan kegiatan sehari-hari.

Kegiatan-kegiatan tersebut dianggap masyarakat adat Suku Tengger dapat menciptakan kesenangan, ketenangan, rasa ikhlas, terbuka, serta damai.

Halaman:

Editor: Rangga Putra

Sumber: kominfojatimprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah