Benteng Kuno Berusia Lebih 100 Tahun ini Jadi Wisata Bungker Pertama di Surabaya, Begini Sejarahnya

- 2 September 2021, 13:42 WIB
Benteng kuno Kedung Cowek ini berusia lebih 100 tahun, jadi wisata bunker pertama di Surabaya, Jawa Timur
Benteng kuno Kedung Cowek ini berusia lebih 100 tahun, jadi wisata bunker pertama di Surabaya, Jawa Timur /Zona Surabaya Raya/Julian

ZONA SURABAYA RAYA- Tak salah Surabaya, Jawa Timur mendapat julukan kota pahlawan. Tak hanya karena pertempuran 10 November. Tapi Surabaya juga memiliki banyak bangunan sebagai jejak sejarah.

Bangunan tersebut menjadi saksi bisu perlawanan arek-arek Suroboyo menghadapi penjajah. Salah satunya, Benteng kuno Kedung Cowek.

Benteng Kedung Cowek itu disebut-sebut sudah berusia 100 tahun lebih, dan dibangun di era kolonial Belanda.

Setelah bertahun-tahun mangkrak dan tak terawat, kini Benteng Kedung Cowek itu menjadi destinasi wisata bungker pertama di Kota Surabaya.

Baca Juga: Skuad Persebaya Berangkat ke Jakarta untuk Hadapi Borneo FC di BRI Liga 1 di Stadion Wibawa Mukti

Apalagi, Benteng Kedung Cowek telah resmi ditetapkan sebagai Bangunan Bercagar Budaya (BCB) oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pada Mei 2020.

Pantauan di lokasi, Kamis 2 September 2020, Benteng Kedung Cowek ini berlokasi tidak jauh dari gerbang tol jembatan Suramadu.

Tepatnya di Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Bangunan bersejarah ini merupakan peninggalan pemerintahan Hindia Belanda.

Menurut warga sekitar, Benteng Kedung Cowek ini disebut juga sebagai gudangg peluru. Dulu benteng ini tempat penyimpanan peluru pada masa penjajahan Belanda.

Baca Juga: Bebas dari Penjara, Penyanyi Saipul Jamil Bicara soal Musuh dalam Selimut, Siapa yang Dimaksud?

"Masyarakat sini menyebutnya gudang peluru mas. Dulu gak terawat, baru dapat perhatian pemerintah belum lama kok," kata Qomar, salah seorang warga di sana.

Lantaran dekat dengan Jembatan Suramadu, pemandangan di Benteng Kedung Cowek juga memesona. Terlihat jelas panorama Selat Madura dan pantai Nambangan, Kenjeran.

Saat memasuki kawasan Benteng Kedung Cowek, atmosfernya mirip suasana hutan karena terdapat banyak pepohonan di sana.

Perpaduan antara bangunan bersejarah dan suasana alam, menjadi daya tarik tersendiri.

Baca Juga: Terbaru! Poli Vaksinasi RS Bhayangkara Surabaya Dibuka Senin-Jumat, Daftar Online di Link ini

Apalagi di Benteng Kedung Cowek juga terdapat bungker-bungker yang disebut-sebut sebagai tempat penyimpanan peluru dan meriam, selain tempat pertahanan tentara.

Sayang, saat ini masih pandemi Covid-19. Sehingga lokasi ini tidak ada pengembangan.

Data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya diketahui, Benteng Kedung Cowek ini berada di lahan luas sekitar 71.876 meter persegi.

Komplek tersebut berada dalam teritorial wilayah Kodim 0831/ Surabaya Timur. Sedangkan bangunan yang memenuhi kriteria sebagai BCB, memiliki 11 bangunan yang mencakup total luas 1.925,44 meter persegi.

Dengan demikian, ada 11 bangunan yang ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya (BCB) oleh Pemkot Surabaya.

Baca Juga: Vaksinasi Anak Sekolah di Surabaya September 2021, Daftar melalui PeduliLindungi, Syarat KK dan NIK

Mengutip dari data Antara, Kepala Disbudpar Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengungkapkan sebelum Benteng Kedung Cowek ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya, pihaknya bersama Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) telah melakukan berbagai penggalian data dan kajian untuk mendukung hal tersebut.

Selain itu, Pemkot juga menggandeng komunitas pemerhati sejarah agar bisa didapatkan data yang akurat. Pihaknya pun lantas melakukan penggalian data dan observasi di lapangan.

Antiek mengaku pihaknya juga melakukan uji material terhadap bangunan benteng itu. Hal ini untuk mengetahui masa pembangunan benteng tersebut.

Upaya ini dilakukan sebagai syarat untuk mendukung kelengkapan dokumen sebelum ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.

Baca Juga: Polresta Banyuwangi Bongkar Dokumen Rapid Antigen Palsu, untuk Keperluan Penyebrangan ke Bali

"Dari hasil uji diketahui umur benteng itu 103,5 tahun sehingga benteng itu diperkirakan dibangun sekitar tahun 1915-an. Karena memiliki sejarah yang panjang dan umurnya sudah melebihi 50 tahun, maka benteng tersebut layak ditetapkan sebagai cagar budaya," ujarnya.

Namun demikian, lanjut Antiek, karena Benteng Kedung Cowek berada dalam wilayah teritorial TNI, maka sebelum melakukan kegiatan di lokasi itu, pihaknya tetap menjalin komunikasi dan koordinasi dengan Kodam V/Brawijaya.

Pihak Kodam V/Brawijaya, menurut Antiek, mendukung penuh penetapan benteng sebagai cagar budaya.

Dirangkum dari berbagai sumber di kalangan pemerhati sejarah, bahwa tujuan Benteng Kedung Cowek ini dibangun awalnya untuk pertahanan Belanda melawan Jepang saat Perang Pasifik.

Belanda menyiapkan meriam-meriam besar di balik beton benteng yang telah dibangun dengan sangat kokoh dan tebal.

Baca Juga: Masjid Merah di Pandaan ini Identik dengan Simbol Parpol, Ternyata Bukan Tempat Ibadah Biasa

Benteng ini juga terdiri dari beberapa bangunan bunker.

Benteng Kedung Cowek didirikan pemerintah Kolonial Hindia Belanda untuk mengantisipasi serangan militer dari wilayah utara laut Surabaya.

Diketahui juga Benteng Kedung Cowek dirancang pada tahun 1899 dan mulai dibangun pada tahun 1910.

Namun pembangunan benteng Kedung Cowek ini ternyata belum tuntas. Sebab saat proses pembangunan, Belanda mengalami krisis moneter pada tahun 1925. ***

Editor: Ali Mahfud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x