Wali Kota Eri kemudian mencontohkan kampung tempat tinggalnya sendiri, di mana dia adalah Ketua Takmir Masjid As-Salam.
Di kampung tersebut, dia mengumpulkan seluruh zakat, infak, dan shodaqoh warga yang mampu, yang kemudian didistribusikan di dalam komunitas masjid.
"Kejadian di kampung saya, tidak ada yang memenuhi syarat untuk menerima zakat, dan tidak ada yang memerlukan bantuan. Oleh karena itu, zakat, infak, dan shodaqoh yang terkumpul tersebut diberikan ke kampung sebelah, terutama yang membutuhkan bantuan seperti yang miskin atau yang mengalami stunting," jelasnya.
Dia yakin bahwa jika kekuatan keuangan umat Muslim, melalui penggabungan zakat, infak, dan shodaqoh mereka, dihimpun bersama daripada individual, maka akan menunjukkan manfaat besar dari kesatuan bagi Kota Surabaya.
"Ini akan menjadi contoh luar biasa bagi yang lain dan benar-benar menunjukkan kekuatan komunitas Muslim ketika mereka tidak beroperasi secara terpisah," tegasnya.
Oleh karena itu, dengan kekuatan dan doa para kiai, pengurus masjid, Ketua Yayasan Masjid Al-Kautsar, Ketua Takmir Masjid Al-Kautsar, serta kekuatan RT-RW dan LPMK, dia yakin bisa membentuk Kampung Madani di kampung tersebut.
"Dengan demikian, akan terbentuk kampung yang makmur, berkeadilan, dan diberkahi," tambahnya.
Menurutnya, jika sebuah kampung sudah sejahtera dengan semua warganya, maka Kota Surabaya juga akan sejahtera. Dia juga menekankan bahwa kekuatan Surabaya terletak pada rasa kekeluargaan dan semangat gotong royong.
"Semoga dengan berbuka puasa bersama ini, doa dari lebih dari 40 orang, saya yakin akan sangat bermanfaat bagi Kota Surabaya dan akan memberikan kekuatan yang diperlukan untuk membangun kota berdasarkan rasa kekeluargaan," pungkasnya.