Meningkatnya Volume Sampah di Surabaya Seiring Pulihnya Ekonomi

- 4 Juli 2023, 23:00 WIB
Ilustrasi sampah/Istimewa./pikiran-rakyat.com
Ilustrasi sampah/Istimewa./pikiran-rakyat.com /


ZONA SURABAYA RAYA - Kota Surabaya, sebagai ibu kota Jawa Timur dan pusat ekonomi di wilayah timur Indonesia, menghadapi peningkatan volume sampah seiring pulihnya ekonomi pasca dampak pandemi COVID-19.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya mencatat bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo menerima sekitar 1.600 ton sampah per hari, yang didominasi oleh sampah jenis organik.
 
Agus Hebi Djuniantoro, Kepala DLH Surabaya, dalam wawancaranya dengan ANTARA di Surabaya pada hari Selasa, mengungkapkan bahwa sampah organik mencakup lebih dari 60 persen dari total sampah yang dihasilkan di wilayah tersebut.

Sisanya, sebagian diantaranya dikurangi melalui proses pemilahan di tempat pembuangan sementara oleh pemulung, bank sampah, dan sejumlah upaya lainnya.

Baca Juga: Tiga Pelaku Curanmor Berhasil Dibekuk Polisi, Berikut Perannya Masing-masing
 
Hebi menyebutkan bahwa total volume sampah pada tahun 2023 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar 1.590 ton. Peningkatan ini terjadi karena tingkat perekonomian masyarakat yang saat ini telah kembali pulih setelah pandemi COVID-19 melandai, sehingga mobilitas masyarakat ke Surabaya meningkat.
 
"Itu yang menyebabkan kenaikan volume sampah, jadi semakin hari semakin banyak. Bisa dilihat lalu lintas sekarang juga macet, artinya ada mobilisasi masyarakat dari luar daerah ke Surabaya setiap harinya dan menghasilkan sampah,," ujarnya.
 
Dalam melihat kondisi tersebut, Hebi mengimbau seluruh masyarakat untuk bijak dalam berbelanja bahan kebutuhan dapur guna mengurangi volume sampah harian yang mayoritas terdiri dari sampah organik.
 
"Makan harus habis, ketika tidak habis berdampak kepada volume sampahnya, misal beli sayur terlalu banyak sehingga busuk. Kalau busuk akhirnya tidak dimasak terus dibuang," katanya.

Baca Juga: Ini Rekomendasi Tempat Wisata Blitar yang lagi Trend, Viral, dan Gratis, Cocok untuk Liburan bersama Keluarga
 
Sementara itu, Hebi juga menyebutkan bahwa sampah plastik di Kota Surabaya mengalami penurunan antara 1,5 hingga 2 ton per hari. Penurunan ini disebabkan oleh larangan penggunaan tas kresek sebagai bungkus barang belanjaan, yang diatur melalui Peraturan Wali Kota Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di Kota Surabaya. Regulasi ini diterbitkan pada tanggal 9 Maret 2022.
 
Hebi mengungkapkan bahwa regulasi ini sudah diterapkan di toko-toko dan pasar modern di Kota Surabaya.
 
"Kami menghitung berapa banyak plastik yang digunakan setiap harinya oleh toko dan pasar modern berdasarkan kebias
 
aan mereka. Misalnya, berapa banyak tas kresek digunakan dalam berbelanja di pasar atau toko modern. Itu yang kami hitung. Saat ini, penggunaan tas kresek sudah tidak ada lagi," ujarnya.
 
Namun, Hebi tidak menyangkal bahwa regulasi mengenai larangan penggunaan kantong plastik di pasar tradisional dan "krempyeng" masih memerlukan sosialisasi yang lebih lanjut.
 
"Jadi, memang perlu disosialisasikan secara berkala, karena kami memiliki keterbatasan tenaga untuk melakukan sosialisasi secara luas," tambahnya.
 
Di sisi lain, DLH juga mencatat bahwa "timbulan" sampah harian di Surabaya mencapai 2.000 kilogram, yang dihitung berdasarkan jumlah penduduk di wilayah setempat.***

Editor: Timothy Lie

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x