Begini Klarifikasi RSUD Dr Soewandhie Surabaya soal Pasien Meninggal diduga karena Penanganan Lambat

- 3 Juni 2023, 21:30 WIB
Suasana RSUD Dr Soewandhie Surabaya
Suasana RSUD Dr Soewandhie Surabaya /Zona Surabaya Raya/

ZONA SURABAYA RAYA - Seorang pasien RSUD Dr Soewandhie Surabaya, disebut-sebut meninggal dunia lantaran penanganan yang lambat.

Pasien yang meninggal dunia tersebut adalah Asiasih (52), yang berdomisili di Tanah Merah, Kota Surabaya.

Kabar adanya seorang pasien yang meninggal dunia karena penanganan yang lambat dari RSUD Dr Soewandhie ini terpaksa harus membuat manajemen rumah sakit pelat merah tersebut angkat bicara.

Melansir Antara, Sabtu, 3 Juni 2023, Direktur Utama RSUD Dr Soewandhie, dr. Billy Daniel Messakh, memberikan klarifikasinya.

Baca Juga: Hari Ini, 730 Tahun Silam, Kota Surabaya jadi Saksi Pasukan Nusantara Usir Tentara Mongol!

Menurut pihak RSUD Dr Soewandhie, mereka telah menyarankan keluarga untuk pergi ke rumah sakit lain karena kamar pasien sudah penuh, namun keluarga menolak.

"Keluarga pasien dua kali menolak dihubungi dalam keterangan tertulis," katanya.

Baca Juga: Ucapkan Selamat Ulang Tahun Kota Surabaya yang ke-730, Bupati Magetan: Semoga Semakin Sejahtera Warganya

Keluarga memberikan penolakan pertama pada 27 Mei 2023 pukul 23.40 WIB, yakni penolakan untuk dikirim ke Unit Gawat Darurat (UGD).

Penolakan yang kedua, kata dr Billy, juga dilakukan keluarga pada tanggal 30 Mei 2023 pukul 16.01 WIB ketika hendak masuk ke Intensive Care Unit (ICU).

"Pada tanggal 27 Mei 2023, pukul 23.40 WIB, pasien datang ke IGD bersama keluarga dengan keluhan lemas kedua kaki, sulit berjalan, sesak napas, batuk dan sakit kepala," tutur dr Billy.

"RSUD Dr. Soewandhie kemudian menjelaskan bahwa kamar rumah sakit sudah penuh, pasien kemudian ditawari untuk dikirim ke rumah sakit lain.

"Namun pihak keluarga menolak dan mau menunggu di UGD, sampai kamar rumah sakit tersedia," kata dr Billy.

Namun RSUD Dr. Soewandhi tetap memberikan pelayanan medis dan terapi kepada pasien selama berada di UGD.

Baca Juga: Link Twibbon Siap Pakai HUT Surabaya ke 730! Semarakkan Hari Jadi Kota Pahlawan Tahun 2023

Seperti misalnya melakukan rekam jantung dan melakukan pemeriksaan laboratorium, serta melakukan tindakan medis lainnya.

Pada 29 Mei 2023, perawat dan transporter mengantar pasien ke ruang rawat.

Baca Juga: Raub Miliaran Dari Trading Palsu, Mantan PMI Dibekuk Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Jatim

"Ketika pasien di ruang rawat inap, kondisinya memburuk dan membutuhkan ICU, kami memberinya ICU dan membutuhkan dukungan untuk masuk ICU.

"Dia (pasien) menolak, karena menolak berarti kita tidak bisa memasukkannya ke dalam (daftar) pivot perawatan kesehatan," katanya.

Selain itu, dijelaskan dr Billy, pada pagi hari tanggal 31 Mei 2023, pasien dan keluarganya akhirnya bersedia masuk ICU.

“Waktu itu ICU sudah penuh, jadi masuk daftar inden ICU pagi tanggal 31. Pagi itu masuk nomor 4, sore itu masuk nomor 1 karena tiga nomor lainnya sudah pindah rumah.

"Setelah dia bisa berbalik dan mendukung unit kesehatan, namun kondisi pasien semakin memburuk dan dia dinyatakan meninggal dunia. Kondisi pasien menurun saat berada di ruang pasien, bukan saat berada di UGD," ujarnya.

Jadi sorotan DPRD Surabaya

Terkait hal ini, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti sebelumnya menyoroti masalah pelayanan medis RSUD Dr Soewandhi yang terkesan tidak maksimal.

Menurut Reni, dia mendapat laporan dari warga di WhatsApp (WA) tentang kondisi pasien terkait keluhan pelayanan rumah sakit yang tampaknya tidak maksimal dalam memberikan pengobatan.

Inilah yang dialami ibu, Asiasi (52), yang tinggal di Tanah Kali Kedinding. Keadaan ini membawanya ke perawatan medis.

Namun, hal itu tidak bisa dilakukan karena rumah sakit mengatakan kamar rawat inap sudah penuh.

Kondisi tersebut dialami pasien sejak tiba di rumah sakit pada Sabtu, 27 Mei 2023.

Pasien harus menunggu hingga tiga hari di UGD sebelum akhirnya dibawa ke ruang perawatan pada Senin, 29 Mei 2023 karena antrean.

“Keselamatan warga adalah hal yang paling penting, apa pun yang terjadi," kata Reni. ***

Editor: Rangga Putra

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x