"Kalau melihat seperti dulu, nelangsa rasanya, apalagi anak saya harus tidur di kolong jembatan," sambungnya.
Kendati ada rasa ragu yang berkecamuk dalam benak dan hatinya, setelah mendengar kabar bakal ada pengosongan lahan, kini kerguan itu sudah tidak lagi ada.
Bahkan, sekarang ini dia bersama dapat hidup layak bersama anak dan istrinya.
"Dulu tinggal di kolong jembatan, sempat ditinggal istri saya. Alhamdulillah sekarang ternyata ada hikmahnya, saya bisa bahagiakan anak dan istri," ucap Aris sembari mengingat masa lalunya.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menuturkan, Pemkot tidak serta merta merta melakukan pemindahan warga dan penertiban bangunan di kolong jembatan tol Kampung 1001 Malam.
Akan tetapi, pemkot juga bertanggung jawab, memberikan jaminan perhatian kesehatan, pendidikan, dan penghasilan kepada warga yang dipindahkan ke rusunawa Sumur Welut. ***