Di tengah suasana yang serba kurang enak itu, tiba-tiba ada salah seorang ASN perempuan yang berbisik-bisik sesama staf lainnya, mereka seakan membela diri soal penataan ruang rekam medis itu.
Ternyata hal itu didengar oleh Wali Kota Eri Cahyadi. Akhirnya, ASN itu dipanggil.
“Masak penataannya seperti ini masih dibilang rapi? Ayo kalian semua ikut saya biar kalian tahu bagaimana warga saya yang sakit antri, kasihan warga saya itu,” kata Eri sambil mengajak dan menggandeng ASN perempuan itu naik lift menuju Poli Orthopedi.
Ia juga mengajak semua staf di ruang rekam medis itu untuk ikut serta ke Poli Orthopedi.
Tiba di depan Poli Orthopedi, Wali Kota Eri menunjukkan betapa lamanya antrian di poli tersebut hanya karena berkas rekam medis yang tidak dikirim-kirim oleh mereka.
“Ini dilihat. Mereka ada yang sudah antri dari pagi baru dilayani karena rekam medisnya gak datang-datang. Kalian itu kerja di sini dibayari oleh APBD, jangan disia-siakan wargaku,” kata Wali Kota Eri dengan nada tinggi.
Tak lama kemudian, Wali Kota Eri meminta maaf kepada warga yang sudah antri lama. Setelah itu, ia langsung mengajak manajemen Soewandhie untuk rapat internal. ***