ZONA SURABAYA RAYA - Langkah berani diambil oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dengan menggelar inspeksi mendadak di eks Rumah Potong Hewan (RPH) Pegirian, di wilayah Kecamatan Semampir, pada Kamis 22 Februari 2024.
Didampingi oleh jajaran Asisten, kepala perangkat daerah (PD), camat, dan lurah setempat, Prabowo memastikan bahwa tempat tersebut sudah tidak lagi digunakan sebagai tempat pemotongan babi.
Setelah tidak lagi digunakan, eks RPH Pegirian dirombak dan ditata ulang menjadi Sentra Wisata Kuliner (SWK) di kawasan Wisata Religi Ampel.
Baca Juga: Toyota GR Corolla, Mobil Balap Berperforma Tinggi yang Menggoda di IIMS 2024
Sejarah panjang eksistensi RPH Pegirian sejak tahun 1927 akhirnya mendapat babak baru dengan dipindahkannya dari kawasan Wisata Religi Ampel.
Langkah ini menjadi bagian dari rencana Pemerintah Kota Surabaya dalam melakukan penataan kawasan tersebut.
"Wali Kota Eri mengaku lega karena tempat pemotongan babi yang sudah berdiri sejak tahun 1927 itu berhasil dipindahkan dari kawasan Wisata Religi Ampel. Ia menjelaskan, tujuan pemindahan RPH tersebut adalah bagian dari rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam melakukan penataan kawasan Wisata Religi Ampel," demikian keterangan resmi dari pihak berwenang.
Baca Juga: Kelelahan dan Sakit Serang Petugas Pemilu di Blitar dan Tulungagung, Ada yang Meninggal Dunia
Setelah dilakukan perbaikan dan penataan, eks RPH Pegirian akan menjadi SWK. Para pedagang di sekitar Jalan KH Mas Mansyur dan Jalan Semampir akan dipindahkan ke sana. Proyek ini direncanakan akan selesai pada bulan Mei 2024.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya, Lilik Arijanto, menjelaskan bahwa pengerjaan eks RPH Pegirian ditargetkan selesai sebelum tanggal 1 Maret 2024.
Dalam dua minggu ke depan, tempat tersebut diharapkan sudah bisa ditempati pedagang.
Baca Juga: Ini Lho 2 Jurus Wali Kota Eri Cahyadi Atasi Banjir di Surabaya Barat, Targetnya2 Dua Bulan Tuntas!
Langkah ini tidak hanya menjadi bagian dari revitalisasi kawasan Wisata Religi Ampel, tetapi juga membangkitkan sejarah dan memberikan nuansa baru bagi warga Surabaya untuk menikmati kuliner di tempat yang memiliki nilai historis yang tinggi.***