Tokoh Bonek Persebaya Dukung Jokowi Mereformasi Sepakbola Indonesia, Cak Conk: Tapi PSSI...

21 Oktober 2022, 22:10 WIB
Tokoh Bonek Persebaya Dukung Jokowi Mereformasi Sepakbola Indonesia, Cak Conk: Tapi PSSI... /Kolase Foto: Youtube SPECIALS ID35 dan Instagram @Jokowi

ZONA SURABAYA RAYA- Kalangan Bonek, sebutan suporter Persebaya Surabaya, mendukung upaya Presiden Jokowi mereformasi sepakbola Indonesia. Namun bagaimana dengan PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) dan PT Liga Indonesia Baru (LIB)?

Dukungan untuk mereformasi sepakbola itu diungkapkan Husain Ghozali alias Cak Conk, tokoh Bonek yang juga Koordinator Green Nord Tribun.

Bagi tokoh Bonek Persebaya ini, Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 134 orang itu menjadi momentum untuk mereformasi sepakbola. Termasuk di internal PSSI selaku federasi dan PT LIB sebagai operator.

Keseriusan Presiden Jokowi mereformasi sepakbola ditunjukkan dari rekomendasi yang dikeluarkan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.

Baca Juga: PSSI Tantang Suporter yang Mau Unjuk Rasa soal KLB dan Iwan Bule, Sindir Bonek Persebaya?

Salah satu rekomendasi itu meminta Ketua Umum PSSI dan pengurus lainnya mundur sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas Tragedi Kanjuruhan.

"Saya mengapresiasi keputusan Tim TGIPF bentukan Presiden Pak Jokowi yang diketuai oleh Pak Mahfud MD," kata Cak Conk dalam wawancara di Channel Youtube SPECIALS ID35 yang dikutip Jumat, 21 Oktober 2022.

Baca Juga: Soal Tragedi Kanjuruhan, Pentolan Bonek Persebaya: Dirijen yang Nyanyi Dibunuh Saja Buat Apa Disembuyikan?

Menurut dia, rekomendasi TGIPF itu bisa menjadi yang terbaik. Tragedi Kanjuruhan harus diusut tuntas tanpa tebang pilih.

"Artinya mulai stake holder, siapa yang bertanggung jawab harus ditindaklanjuti. Mulai dari federasinya (PSSI, red), operatornya (PT LIB, red), panpelnya (Arema FC), dari keamanan juga, dan dari suporternya," ungkap Bonek yang juga pemilik Warkop Pitu Likur ini.

Ia meminta agar penyidik Kepolisian tidak hanya memproses hukum terhadap pihak-pihak tertentu saja.

"Tidak salah satu pihak saja yang ditindak. Jangan pilih-pilih. Kalau memang ada yang salah, jangan ditutupi. Harus terbuka," tandasnya.

"Bagaimana mau berubah sepakbola Indonesia kalau hanya mengamankan salah satu pihak atau ingin cari aman, ngapain?," lanjut Cak Conk.

Baca Juga: PSSI Tolak Rekomendasi TGIPF Terkait KLB, Bonek Persebaya Beri Sinyal Turun ke Jalan

Ia mencontohkan adanya Aremania, sebutan pendukung Arema FC yang menolak rekomendasi nomor 4 TGIPF terkait pengusutan suporter dalam Tragedi Kanjuruhan.

"Ini waktunya kita berubah, untuk perubahan sepakbola lebih baik. Kapan lagi itu?," cetus Cak Conk.

"Secara hukum harus ada yang bertanggung jawab. Siapapun itu jangan lari dari hukum," lanjutnya menegaskan.

Kata Cak Conk, semua pihak harus instrospeksi dengan adanya Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.

"Sama semuanya harus instropeksi. Bonek juga evaluasi ke dalam," cetus pria berambut gondrong dan berkacamata ini.

Baca Juga: Pentolan Bonek Persebaya Tuntut Tokoh Aremania ini Diproses Hukum, Diduga Provokator Tragedi Kanjuruhan

Begitu juga dengan PSSI dan PT LIB, juga evaluasi. Kalau federasi dan operator tidak menggelar pertandingan larut malam, Cak Conk yakin kejadian yang menewasan banyak orang dari kalangan suporter tidak akan terjadi.

"Makanya, waktunya berevaluasi. Saya sepakat dengan yang dilakukan Presiden Jokowi mereformasi sepakbola. Sepakat banget," tandas Cak Conk

"Namun federasi (PSSI) jangan mengelak. Operator (PT LIB) nggak usah mengelak. Panpel, suporter nggak usah mengelak," imbuhnya.

"Kita pernah salah, Bonek juga pernah salah," lanjut Cak Conk berapi-api.

Sementara itu, PSSI dengan tegas menolak rekomendasi TGIPF terkait mundurnya Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule melalui skema Kongres Luar Biasa (KLB).

Baca Juga: Dicecar 45 Pertanyaan Selama 5 Jam Digedung Ditreskrimum Polda Jatim, Iwan Bule Mengaku Dirinya Sebagai Saksi

Iwan Bule melalui juru bicaranya, Ahmad Riyadh menyebut, walau tak didesak bisa saja mengundurkan diri dengan sendirinya 3 bulan sebelum masa jabatannya habis di tahun 2023 mendatang.

“PSSI ga pake disuruh nanti tahun 2023 ya ganti. Dan perlu proses 3 bulan sebelum mundur,” kata Riyadh dikutip dari PMJ News, Jumat 21 Oktober 2022.

Ahmad Riyadh menyebut, Iwan Bule bisa saja mundur dalam rentang waktu tersebut karena Konferensi Luar Biasa (KLB) untuk pemilihan ketua baru tidak bisa digelar melalui intervensi pihak luar.

KLB baru bisa digelar jika ada permintaan dari anggota sesuai dengan statuta.

“KLB itu hak anggota PSSI. Kalau anggota minta sesuai statuta ya terlaksana. Kalau di (dari pihak) luar ya gabisa serta merta (gelar KLB). Harus melalui statuta yang ada,” pungkasnya. ***

Editor: Ali Mahfud

Tags

Terkini

Terpopuler