Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana Siap Pasang Badan Atas Tragedi 1 Oktober di Stadion Kanjuruhan Malang

3 Oktober 2022, 16:00 WIB
Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana, Senin 3 Oktober 2022. /Instagram @juragan_99/

ZONA SURABAYA RAYA - Gilang Widya Pramana, Presiden Arema FC mengatakan bahwa Arema FC siap menerima sanksi apapun yang nanti akan diberikan, dan dia berharap tragedi 1 Oktober di Stadion Kanjuruhan Malanh menjadi kejadian yang terakhir dan tidak terulang kembali.

Juragan 99 tersebut juga menyesali kejadian yang merenggut nyawa hingga ratusan orang tersebut.

Dirinya siap pasang badan untuk bertanggungjawab atas insiden tersebut, meskipun sangat disadari bahwa nyawa para korban tak mungkin bisa dikembalikan.

"Saya siap bertanggung jawab penuh atas insiden tersebut. Permohonan maaf saya yang sebesar-besarnya kepada korban, masyarakat Indonesia atas kejadian yang menimpa keluarga besar Aremania pada 1 Oktober 2022," kata presiden Arema FC dilansir dari Antara, 3 Oktober 2022.

Baca Juga: Sambil Menangis, Presiden Arema Juragan 99 Minta Maaf atas Tragedi Kanjuruhan Malang

Atas tragedi yang merenggut ratusan nyawa suporter Arema tersebut, Gilang Widya Pramana siap bertanggung jawab dengan memberikan bantuan santunan bagi keluarga korban yang ditinggalkan.

Seperti diketahui tragedi tewasnya ratusan suporter Arema tersebut terjadi setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya yang berakhir dengan kemenangan tim kebanggaan para Bonek Mania.

Kalah dikandang sendiri membuat suporter Singo Edan kecewa dan melampiaskan kekesalannya dengan memasuki lapangan dan mengejar para pemain Persebaya Surabaya, termasuk pemain Arema FC sendiri.

Akibatnya kondisi di Stadion Kanjuruhan Malang menjadi kacau balau pasca pertandingan. Karena massa yang semakin ricuh petugas mencoba memukul mundur suporter yang masuk lapangan dengan menembakan gas air mata.

Baca Juga: TRAGEDI KANJURUHAN! Lihat Aremania Tewas di Pelukan Pemain, Pelatih Arema FC Javier Roca: Hancur Mental Saya

Sementara itu menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta penembakan gas air mata dilakukan karena Aremania dianggap sudah mulai membahayakan para pemain dan offisial.

Kapolda Jatim mengatakan bahwa petugas pengamanan menembakan gas air mata ke arah tribun sehingga membuat para penonton yang berada di tribun panik sehingga berusaha untuk segera keluar dari stadion.

Banyaknya korban, dikatakan Kapolda Jatim karena Aremania yang mencoba keluar dari stadion untuk menghindari gas air mata terhalang oleh akses jalan keluar sehingga berdesak-desakan yang menyebabkan para suporter terinjak oleh suporter lainnya karena berebut untuk segera keluar dari stadion.***

Editor: Timothy Lie

Tags

Terkini

Terpopuler