Baca Juga: Analisis Ahli: Joget 'Gemoy' Prabowo dalam Debat Capres, Strategi Brilian atau Ancaman Kesehatan?
Namun, secara substansi, ada perbedaan antara kedua calon presiden tersebut. Menurutnya, Ganjar Pranowo dinilai lebih menggunakan bahasa kerakyatan yang sangat dekat dengan masyarakat, dan terkesan mengayomi.
Namun, Ganjar belum bisa menyampaikan konsep konkret saat menjawab berbagai pertanyaan.
Sementara Anies Baswedan, lanjutnya, bahasa yang dipergunakan cenderung memiliki muatan akademis intelektual yang lebih tinggi.
Sehingga, menurutnya, pilihan kata yang digunakan memiliki keterukuran dengan pemikiran yang relatif konkret.
"Calon nomor urut 3, bahasanya itu bahasa kerakyatan, sangat dekat, terkesan mengayomi. Sementara nomor 1, cenderung memiliki muatan akademis intelektual yang lebih tinggi, pilihan diksi memiliki keterukuran," ungkap Anang
Sedang untuk Prabowo, menurut Anang, memiliki gaya komunikasi politik yang berbeda. Ia menilai Prabowo memiliki gaya komunikasi politik yang tegas.
Hanya saja, lanjutnya, relatif tidak terkontrol sehingga muncul kesan emosional dari pribadi Prabowo.
"Calon nomor 1 dan 3, berbeda dengan nomor 2. Nomor dua mempunyai gaya komunikasi yang tegas, seolah-olah memiliki kekuatan. Meskipun demikian, relatif tidak terkontrol sehingga ada kesan emosional," terang dia.