Joget Gemoy Prabowo Dikritik
Sementara itu, pakar psikologi forensik, Reza Indrari Amriel mengkritik joget gemoy Prabowo.
Menurutnya, joget berulang tanpa memperhatikan konteks acara ditambah pernyataan-pernyataan Prabowo yang serba mengambang dan terputus membuatnya waswas akan satu hal, yaitu executive functioning Prabowo.
Dijelaskan, executive functioning bersangkut-paut dengan kesanggupan manusia mengelola informasi lalu membuat keputusan yang solid.
Joget Prabowo Subianto terkesan sebagai bentuk kompensasi, sekaligus pengalihan perhatian audiens atas menurunnya kemampuan Prabowo Subianto berpikir strategis dan tuntas di level tertinggi pejabat negara.
Reza Indrari Amriel mengingatkan, strategi branding lewat joget juga berpotensi menjadi senjata makan tuan.
Ketika orang-orang di sekitar Prabowo Subianto terus mengarahkannya untuk berjoget, itu berarti mereka bukan melatih Capres tersebut untuk memulihkan executive functioning, melainkan justru mempertumpul kapasitas kognitif Prabowo.
"Sudah hampir dua jam debat berlangsung. Executive functioning Prabowo tertakar, dan saya berempati pada beliau," kata Reza dikutip dari Pikiran-Rakyat.com, Rabu 13 Desember 2023. ***