Namun saat dirinya meresmikan galangan kapal untuk para pemuda Asmat bekerja memperbaiki kapal, Risma memotong pita menangis. Dirinya terharu dengan semangat pemuda Asmat.
"Ini bukan hanya perkara uang, tapi juga konsistensi mereka untuk belajar disiplin, mereka belajar konsisten untuk terus menyelesaikan pekerjaan, sehingga 27 long boat bisa kita persembahkan untuk warga di Asmat," jelasnya.
Risma mengungkapkan, mengapa dirinya menangis, dan ternyata dikarenakan kegigihan pemuda Agats Asmat untuk bisa mempunyai lapangan pekerjaan.
"Ini bagi saya peradaban dimana dulunya mereka tidak pernah membayangkan bisa membuat kapal (yang lebih kuat dan ringan), tapi sekarang mereka bisa membuktikan mereka bisa buat kapal. Jadi ini peradaban yang mereka tingkatkan. Mungkin bagi orang lain biasa, tapi bagi saya luar biasa karena tidak mudah mengajarkan kepada mereka, yang selama ini hanya melihat orang membeli kapal," terangnya. ***