Informasi untuk Para Bunda, Begini Penjelasan Kemenkes Terkait Susu Kental Manis yang Dapat Sebabkan Stunting

- 16 Februari 2023, 18:20 WIB
Ilustrasi susu kental manis.
Ilustrasi susu kental manis. /Pixabay/theUjulala/

 

ZONA SURABAYA RAYA - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan Air Susu Ibu (ASI) tak dapat digantikan oleh produk susu kental manis.

 

Selain itu produk susu kental manis tidak baik untuk dikonsumsi bayi berusia dibawah 12 bulan.

“Susu kental manis bukan suatu bentuk minuman, tetapi pelengkap sajian," ujar Siti Nadia Tarmizi selaku Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Kamis 16 Februari.

Nadia menyatakan, tumbuh kembang anak harus didukung oleh asupan makan yang bergizi seimbang. Apabila anak hanya diberikan susu kental manis maka proses pemenuhan gizinya tidaklah optimal.

Baca Juga: Kasus Stunting di Jawa Timur Perlu Perhatian, Kabupaten Bangkalan Duduki Kawasan Tertinggi dengan Jumlah 38%

Nadia mengungkapkan, dalam suatu penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menyatakan terdapat beberapa sebab anak balita menderita stunting.

Diantaranya adalah mengonsumsi nasi ditambah lauk kentang goring, mie instan, kuah bakso, serta susu kental manis.

Penyebab stunting karena pola makan. Jadi, tentang susu kental manis ini sebenarnya sudah ada beberapa kali sosialisasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), juga bersama Kemenkes, ujarnya.

Nadia menjelaskan, kandungan kadar lemak dari susu kental manis berkisar tidak kurang dari 8 persen, dan kandungan proteinnya tidak kurang dari 6,5 persen. Hal tersebut mengacu kepada Peraturan BPOM Nomor 34 Tahun 2019 tentang Kategori Pangan dan Codex Standard for Sweetened Condensed Milk (CXS 282-1971 Rev. 2018).

"Kadar gula yang yang cukup tinggi pada susu kental manis juga harus menjadi perhatian masyarakat, khususnya orang tua. Karena sesuai aturan Kemenkes, maksimum 50 gram,” ujarnya.

Selain itu penyebab anak terkena stunting karena sang ibu tidak dapat membeli makanan sehat dan bergizi, seperti makanan mengandung protein tinggi. Hal ini yang menyebabkan sang anak menjadi kekurangan nutrisi.

Hal tersebut diperparah dengan kurangnya asupan vitamin yang dikonsumsi sang ibu. Hal ini  menjadi salah satu faktor yang membuat anak menjadi malnutrisi.

Terdapat beberapa cara untuk menghindarkan anak agar tidak terkena stunting. Diantaranya adalah mengoptimalkan pemberian MPASI, menerapkan hidup bersih baik di dalam maupun di luar rumah, jika anak sakit langsung dirujuk menuju fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan, memberikan pola asuh yang baik kepada anak.

Sebagai tambahan informasi, stunting adalah gangguan pertumbuhan serta perkembangan pada anak yang diakibatkan kekurangan gizi dan infeksi berulang.

Tanda-tanda anak yang terkena stunting adalah tinggi badan yang berada di bawah standar. Namun perlu diingat tidak semua anak yang bertumbuh pendek itu terkena stunting.***

Editor: Timothy Lie

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah