Arab Saudi di Sebelah Barat tapi Idul Adha lebih dulu dari Indonesia, Kemenag: Itu karena ...

- 2 Juli 2022, 12:39 WIB
Kemenag jelaskan soal perbedaan penetapan Idul Adha 2022 di Indonesia dan Arab Saudi
Kemenag jelaskan soal perbedaan penetapan Idul Adha 2022 di Indonesia dan Arab Saudi /Tangkap layar kemenag.go.id

ZONA SURABAYA RAYA - Arab Saudi yang terletak di sebelah barat Indonesia melaksanakan Idul Adha pada tanggal 9 Juli 2022, lebih cepat sehari dari Indonesia yaitu, 10 Juli 2022.

Padahal, mestinya secara rotasi bumi, Indonesia melaksanakan Idul Adha lebih dulu daripada Arab Saudi.

Perbedaan pelaksanaan Hari Raya Idul Adha antara Arab Saudi dan Indonesia ini jadi perbincangan khalayak umum.

Lalu bagaimana tanggapan Kemenag mengenai Arab Saudi Idul Adha lebih dulu ketimbang Indonesia ini?

Baca Juga: Daging Kurban Idul Adha Diolah Menjadi Kemasan, Bolehkah? Simak Penjelasannya

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib, menjelaskan, waktu di Indonesia memang lebih cepat empat jam dari Arab Saudi.

Tetapi, hilal kemungkinan besar terlihat lebih dahulu di Arab Saudi, karena terlihatnya di sebelah barat pada saat matahari terbenam.

Baca Juga: RESMI! Hari Raya Idul Adha 1443 H Ditetapkan 10 Juli 2022, Ini Penjelasan Kemenag

"Atau di kenal dengan istilah ghurub asy-syams," jelas Adib, seperti Zona Surabaya Raya kutip dari siaran pers Kemenag, Sabtu, 2 Juli 2022.

Adib melanjutkan, semakin ke arah barat, seiring dengan bertambahnya waktu posisi hilal atau fase bulan sabit setelah bulan baru, akan semakin tinggi dan semakin mudah terlihat.

Lantaran Arab Saudi terletak di sebelah barat Indonesia, maka pada tanggal yang sama posisi hilal di sana lebih tinggi kalau di bandingkan dengan di Indonesia.

"Jadi kurang tepat jika memahami karena Indonesia lebih cepat empat jam dari Arab Saudi, maka Indonesia mestinya melaksanakan Hari Raya Idul Adha 1443 H juga lebih awal. Jelas pemahaman ini kurang tepat," sambungnya.

Adib menerangkan, menurut data hisab, pada akhir Zulkaidah 1443 Hijriah, Kamis, 30 Juni 2022, tinggi hilal di Indonesia tercatat antara 0 derajat 53 menit dan 3 derajat 13 menit dengan elongasi 4,27 derajat sampai 4,97 derajat.

"Sementara pada tanggal yang sama, posisi hilal di Arab Saudi lebih tinggi dengan posisi yang ada di Indonesia. Jadi kemungkinan hilal terlihat di Arab Saudi sangat besar," kata dia.

Baca Juga: Resep Saus Steak Daging, Menu Olahan Istimewa Untuk Idul Adha 2022

Pemerintah Indonesia, sambung Adib, memutuskan awal bulan dalam penanggalan Hijriah berdasarkan pada persayaratan baru yang di sepakati oleh Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Masih kata Adib, berdasarkan persayaratan dari MABIMS itu, untuk menentukan awal bulan parameter elongasi harus minimum 6,4 derajat dan fisis gangguan cahaya syafak (cahaya senja) yang di nyatakan dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat.

Baca Juga: Jadwal Puasa Arafah Dilaksanakan pada Tanggal berapa jelang Idul Adha 2022?

Berbeda dengan pemerintah, Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam maklumatnya telah memutuskan untuk menetapkan Hari Raya Idul Adha tanggal 10 Zulhijah 1443 Hijriah adalah pada tanggal 9 Juli 2022, sama dengan di Arab Saudi.

PP Muhammadiyah mengambil keputusan penetapan awal bulan Zulhijah tersebut berdasarkan pada persyaratan wujudul hilal, yang di nilai sudah terpenuhi karena posisi bulan di Indonesia sudah di atas ufuk pada Rabu sore. ***

Editor: Rangga Putra

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah