Waspada Hoax, Framing Ribuan Polisi Mengepung Wadas

- 9 Februari 2022, 18:45 WIB
Kapolda Jawa Tengah  Irjen Pol Ahmad Luthfi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memaparkan perkembangan kasus Desa Wadas
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memaparkan perkembangan kasus Desa Wadas /Dokumen Humas Pemprov Jawa Tengah/

ZONA SURABAYA RAYA - Menyebarnya informasi yang mengatakan bahwa ribuan personel polisi mengepung Desa Wadas di Purworejo, dan menyerang masjid setempat adalah informasi yang tidak benar.

Hal ini ditegaskan Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, dirinya mengatakan bahwa dalam kasus ini banyak framing yang beredar seputar peristiwa pengukuran tanah di Desa Wadas Purworejo, pada Selasa 8 Februari 2022.

Pasca peristiwa pengukuran tanah, muncul informasi tidak benar bahwa ribuan polisi mengepung Wadas dengan senjata lengkap dan menangkap lansia serta anak-anak.

"Tidak ada ribuan anggota polisi yang masuk kampung, hanya 250 orang yang kami tugaskan mendampingi tim BPN melakukan pengukuran. Penurunan personil juga atas permintaan warga yang sudah setuju dan meminta agar tanahnya segera diukur dan dikawal," tegas Luthfi dalam pressconference terkait Wadas di Mapolres Purworejo, Rabu 9 Februari 2022.

Baca Juga: Heboh Isu Penyerobotan Tanah di Wadas oleh Negara, Ganjar Pranowo Jelaskan Fakta Kebenarannya

Kondisi sebenarnya di lapangan, menurut Luthfi, petugas kepolisian dalam bertugas semuanya melaksanakan sesuai standar operasional prosedur (SOP). Dirinya mengatakan bahwa petugas tidak menangkap warga yang menolak, fakta yang sebenarnya yang terjadi justru saat itu terjadi gesekan kontak antara pihak pro dan kontra, sehingga petugas melakukan tindakan pengamanan.

"Ketika ada gesekan itu 64 orang kami amankan, sekarang ada di Polres Purworejo dan hari ini akan kami kembalikan ke masyarakat. Tidak ada penangkapan dan penahanan, yang kami lakukan hanya mengamankan," ungkap Luthfi.

Beredar juga video yang menunjukkan polisi masuk ke rumah-rumah warga dan menangkapi warga dengan paksa. Menanggapi video tersebut, Luthfi juga menjelaskan bahwa fakta yang terjadi di lapangan, terjadi gesekan antara warga pro dan kontra di lapangan. Warga yang kontra dikejar-kejar oleh warga yang menginginkan tanahnya dilakukan pengukuran.

"Jadi kami amankan ke Polres, setelah ini akan kami kembalikan ke masyarakat," imbuhnya.

Halaman:

Editor: Timothy Lie

Sumber: Humas Polda Jawa Tengah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x