ZONA SURABAYA RAYA - Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee yang tenggelam di Perairan Gilimanuk, Bali, pada Selasa malam, 29 Juni 2021, hingga kini masih dalam pencarian. Penyebab tenggelamnya lambat laun mulai terungkap.
Ada yang menyebut, kapal dengan rute Ketapang-Gilimanuk tersebut tenggelam akibat terseret arus dan disapu ombak setinggi 3-4 meter. Hingga kemudian mengalami kemiringan dan terbalik.
Berdasarkan data sementara, KMP Yunice mengangkut sebanyak 53 orang yang terdiri dari 12 kru dan 41 penumpang. Dari jumlah itu, enam orang penumpang ditemukan meninggal dunia. Sementara 14 orang penumpang kapal belum ditemukan dalam pencarian oleh tim SAR gabungan.
Lantas, benarkah kapal tersebut alami kecelakaan karena faktor alam tadi? Dosen Teknik Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Prof. I Ketut Aria Pria Utama, FRINA melakukan analisa terkait dugaan penyebab tenggelamnya KM) Yunicee.
Baca Juga: Laut Bali Angker, KRI Nanggala 402 dan KMP Yunicee Jadi Korban, Begini Kata Ahli Kelautan
Prof I Ketut mengungkap hal mengejutkan. Ia melihat KMP Yunicee ta laik jalan, karena usianya sudah tua dan kurang perawatan.
"Kondisi kapal kelihatannya sudah tua dan kurang terawat. Usia kapal memberi pengaruh terhadap ketenggelamannya. Tentu perlu survei dari PT. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)," kata Prof. Ketut dikutip dari ANTARA, Rabu 30 Juni 2021.
Secara umum, lanjut Prof I Ketut, umur rata-rata kapal feri adalah 20 tahun. Sementara di luar negeri malah hanya 10 tahun dan dijual. Tetapi jika dirawat dengan baik, maka kapal bisa dioperasikan sampai 5-10 tahun ke depan.
"Sedangkan setahu saya KMP Yunicee ini pun bukan kapal baru karena dibeli dari Korea Selatan," beber anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) itu.