Dampak Pemanasan Global kian Menjadi, BMKG Dorong Masyarakat Lakukan Ini demi Tahan Laju Perubahan Iklim!

21 Maret 2023, 14:30 WIB
Ilustrasi perubahan iklim. /Pexels/Pixabay /

ZONA SURABAYA RAYA - Dwikorita Karnawati selaku Kepala Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia bersama-sama memberikan sumbangsih guna menahan laju pemanasan global dan perubahan iklim.

Dwikorita Karnawati menjelaskan, perubahan iklim merupakan permasalahan yang tidak boleh diremehkan karena berdampak besar dan berisiko terhadap keberlangsungan mahluk hidup dan generasi selanjutnya.

Perihal tersebut dijelaskan oleh Dwikorita dalam puncak peringatan Hari Meteorologi Dunia (HMD) ke-73, Senin, 20 Maret 2023.

Peringatan Hari Meteorologi Dunia tersebut diadakan di Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit kototabang, Sumatera Barat.

Baca Juga: BMKG Serukan Peringatan Dini Angin Kencang bakal Terjang Jatim, Daerah Mana Saja, Cek di sini!

Dampak Pemanasan Global Semakin Menjadi, BMKG Dorong Masyarakat Lakukan ini untuk Tahan Laju Perubahan Iklim!

Dwikorita menerangkan, guna menahan laju pemanasan global dan perubahan iklim diperlukan aksi nyata dari seluruh elemen masyarakat.

Hal itu dikarenakan perubahan iklim yang semakin menjadi dan menimbulkan dampak yang tak terhindarkan.

Baca Juga: BMKG Perkirakan akan Terjadi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di Wilayah Jawa Timur Hari ini!

Di antaranya adalah suhu udara yang kian memanas, siklus hidrologi yang terganggu, dan bencana hidrometerologi yang marak di seluruh belahan dunia.

Dwikorita menambahkan, masyarakat dapat memberikan sumbangsih untuk menhan laju pemanasan global dan perubahan iklim dengan cara-cara sederhana.

Diantaranya membuang sampah pada tempatnya, melakukan Reduce, Reuse, Recycle (3R), menggunakan transportasi umum, menanam pohon, menghemat energi, dan meminimalisir penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil.

"Khusus sampah, dampaknya sangat besar karena memberikan kontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca dalam bentuk emisi metana (CH4) dan karbondioksida (CO2)," ujar Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulis, 20 Maret 2023.

"Karenanya, meskipun terlihat sepele, namun langkah kongkrit itu berkontribusi besar dalam menahan laju perubahan iklim," sambungnya.

Merujuk kepada catatan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika, pada tahun 2016 Indonesia mencapai suhu terpanas dengan nilai anomaly sekitar 0,8 derajat Celcius.

Baca Juga: Masyarakat Pesisir Waspada, BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi Hari ini

Data tersebut didapat melalui pengamatan dari tahun 1981 sampai 2020.

Selanjutnya tahun 2020 menjad urutan kedua tahun terpanas dengan nilai anomaly sebesar 0,7 derajat Celcius.

Baca Juga: Banten Diguncang Gempa 5,2 Magnitudo, BMKG: Waspasa Gempa Susulan

Pada peringkat ketiga tahun 2019 dengan nilai anomaly sebesar 0,6 derajat Celcius.

Kondisi tersebut disebebkan oleh pemanasan global dan diamplifikasi dengan Kejadian anoli iklim El Nino.

Dwikorita juga menjelaskan, Kejadian ekstrem seperti kekeringan dan banjir sering terjadi akibat perubahan iklim.

Sebelumnya Kejadian serupa memiliki jeda waktu antara 50-100 tahun. Namun Kejadian ekstrem semakin sering terjadi dengan intensitasi tinggi dan durasi yang amat panjang.

Salah satu kejadian ekstrem yang baru-baru ini terjadi adalah bencana tanah longsor yang berlangsung di Natuna yang mengakibatkan puluhan korban meninggal dunia.***

Editor: Rangga Putra

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler