Tragedi Kanjuruhan, Panpel Arema FC atau LIB yang Salah? Menkopolhukam Mahfud MD Bocorkan Adanya Kejanggalan

2 Oktober 2022, 18:35 WIB
Tragedi Kanjuruhan, Panpel Arema FC atau LIB yang Salah? Menkopolhuman Mahfud MD Bocorkan Adanya Kejanggalan / Antara Foto/ Ari Bowo Sucipto

ZONA SURABAYA RAYA- Pertandingan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya yang diwarnai dengan rivalitas, sudah berkali-kali digelar. Namun mengapa saat dilaksanakan di Stadion Kanjuruhan, Malang terjadi insiden kerusuhan yang mengakibatkan ratusan penonton tewas?

Tragedi Kanjuruhan itu terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di pekan ke 11 BRI Liga 1 2022-2023 yang digelar Sabtu malam, 1 Oktober 2022.

Menyikapi tragedi sepakbola terbesar di Kanjuruhan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengungkap sejumlah kejanggalan pelaksanaan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Salah satunya yang diungkap Mahfud MD mengenai jadwal pertandingan dan kapasitas penonton di Stadion Kanjuruhan Malang. Benarkah Panpel Arema FC lalai? Ataukah PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang kurang pengawasan?

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Telan Ratusan Suporter Tewas, Taisei Marukawa Ikut Berempati ke Persebaya: Saya Terkejut

"Saya sudah dapat informasi dari Kapolri, Jenderal Listyo Sigit. Saya juga sudah berkordinasi dengan Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta. Pemerintah menyesalkan atas kerusuhan di Kanjuruhan. Pemerintah akan menangani tragedi ini dengan baik," ungkap Mahfud MD melalui akun Instagramnya @mahfudmd, Minggu 2 Oktober 2022.

Mahfud MD mengungkapkan sebelum digelar derby Jatim itu, Kepolisian sudah mengusulkan kepada panitia pelaksana (Panpel) Arema FC.

Pertama, kata Mahfud MD, megenai waktu pertandingan agar tidak digelar malam hari, melainkan sore hari.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Korban Tewas Kericuhan Usai Laga Arema FC vs Persebaya di Kanjuruhan Bertambah Jadi 174 Orang

"Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam)," beber menteri asal Madura ini.

Kedua, masih kata Mahfud MD, terkait kapasitas penonton di Stadion Kanjuruhan. Ia menduga suporter yang hadir melebihi kapasitas stadion.

"Jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion yakni 38.000 orang. Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang tampak sangat bersemangat," ungkap pejabat yang juga ahli hukum tata negara (HTN) ini.

"Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan ticket yang dicetak jumlahnya 42.000," lanjut Mahfud MD menjelentrehkan.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Menkopolhukam Mahfud MD: Polisi Sudah Minta Laga Arema FC vs Persebaya Digelar Sore

Pada kesempatan itu, Mahfud MD menegaskan kerusuhan yang terjadi bukan bentrok antarsuporter. Sebab, Bonek Mania, sebutan pendukung Persebaya tidak hadir si Stadion Kanjuruhan.

"Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar supporter Persebaya dengan Arema. Sebab pada pertandingan itu supporter Persebaya tidak boleh ikut menonton," papar dia.

"Supporter di lapangan hanya dari pihak Arema (Aremania, red),"imbuhnya menegaskan.

Menurut Mahfud MD, korban tewas juga bukan karena pemukulan atau kekerasan. Namun karena terinjak-injak dan desak-desakan antarsuporter.

"Para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar supporter," terang pria yang pernah menjadi Menteri Pertahanan di era Presiden Gus Dur ini.

Baca Juga: Netizen Kumpulkan Bukti, Desak Polisi Tangkap Aremania PROVOKATOR Tragedi Kanjuruhan Malang

Kata Mahfud MD, pemerintah telah melakukan perbaikan pelaksanaan pertandingan sepak bola dari ke waktu dan akan terus diperbaiki.

"Tetapi olahraga yang menjadi kesukaan masyarakat luas ini kerap kali memancing para supporter untuk mengekspresikan emosi secara tiba-tiba," ungkap Mahfud MD mengkritik karakter suporter bola di Indonesia.

Kepada keluarga korban, Mahfud MD menyampaikan belasungkawa.
"Kami juga berharap agar keluarga korban bersabar dan terus berkordinasi dengan aparat dan petugas pemerintah di lapangan," tukas dia.

Ia juga menegaskan biaya perawatan para korban ditanggung pemerintah daerah setempat.

"Pemda Kabupaten Malang akan menanggung biaya rumah sakit bagi para korban," ujar Mahfud MD.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Malang, Gas Air Mata Mengandung Tiga Kumpulan Kimia

Hal senada juga disampaikan Kapolres Malang Ferli Hidayat. Menurutnya, pihaknya sudah merekomendasi agar pertandingan Arema FC vs Persebaya digelar pada pukul 15.30 WIB. Bukan 20.00 WIB.

Namun usulan polisi itu, menurut Kapolres, ditolk PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang ngotot menggelar pertandingan pada malam hari.

"Polres Malang berupaya memajukan waktu pertandingan dengan pertimbangan keamanan," tandas Ferli.

Berdasarkan data terakhir, korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, pascapertandingan Arema FC melawan Persebaya bertambah menjadi 174 orang.

Kericuhan dipicu atas kekalahan Arema FC. Ribuan suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Baca Juga: AREMA FC BABAK BELUR! Sudah Dikalahkan Persebaya, PSSI Sanksi Larangan Jadi Tuan Rumah hingga Liga 1 Berakhir

Kerusuhan semakin membesar lantaran sejumlah flare dilemparkan, termasuk benda-benda lainnya.

Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Petugas pengamanan, kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain.

Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Ditembakkannya gas air mata tersebut dikarenakan para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

Baca Juga: 127 Tewas di Tragedi Kanjuruhan Malang akibat Kekurangan Oksigen

Dalam keterangannya, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menduga kuat salah satu penyebab jatuhnya korban lantaran kehabisan oksigen akibat berdesakan.

Mereka berdesak-desakkan menyelamatkan diri di pintu keluar.

"Suporter keluar di satu titik. Kalau nggak salah di pintu 10 atau pintu 12,"kata Kapolda.

"Di saat proses penumpukan itu terjadi berdesakan sesak napas dan kekurangan oksigen," lanjut Kapolda menjelaskan.

[ KLIK DI SINI ] untuk mengikuti perkembangan berita terkait tragedi Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya. ***

Editor: Ali Mahfud

Sumber: Instagram @mahfudmd Antara

Tags

Terkini

Terpopuler