Siapa Muchdi Purwopranjono yang Disebut Hacker Bjorka di Kasus Munir? Ini Profil dan Jejaknya di TNI AD

11 September 2022, 12:51 WIB
Siapa Muchdi Purwopranjono yang Disebut Hacker Bjorka di Kasus Pembunuhan Munir? Ini Profil dan Rekam Jejaknya di TNI AD /Arif Rahman/Jurnal Medan

ZONA SURABAYA RAYA - Nama Mayjen TNI (Purnawirawan) Muchdi Purwopranjono atau Muchdi PR mendadak mencuat, setelah hacker dengan anonim Bjorka mengungkap dugaan dalang pembunuhan aktivis HAM, Munir.

Siapa Muchdi Purwopranjono atau Muchdi PR? Berikut ini profil pria 73 tahun itu yang kini menjabat Ketua Umum Partai Berkarya yang didirikan Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.

Muchdi Purwopranjono atau Muchdi PR disebut hacker Bjorka dalam tulisannya di Twitter mengenai kronologis pembunuhan aktivis Munir.

Dalam postingannya, Bjorka mengungkap Munir sangat vokal mengungkapkan bahwa pelaku penculikan 13 aktivis periode 1997-1998 adalah anggota Kopassus yang dikenal dengan Tim Operasi Mawar

Baca Juga: Siapa Hacker Bjorka dan Berasal dari Mana? Pakar Ini Ungkap Cara Memburu Peretas Misterius

“Akibat pengungkapan itu, Muchdi Purwopranjono, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, menjadi tidak senang dengan Munir. Akibatnya, Muchdi harus diberhentikan dari jabatan barunya selama 52 hari,” tulis Bjorka yang dibagikan melalui Twitter.

Sebelumnya, Bjorka melalui grup Telegram mengklaim telah meretas surat menyurat Presiden Jokowi dan Badan Intelijen Negara (BIN). Klaim Bjorka itu dibagikan oleh oleh akun Twitter "DarkTracer: DarkWeb Criminal Intelligence".

Baca Juga: Nah Lho! Hacker Bjorka Kaitkan Ferdy Sambo dengan Tito Karnavian: Sambo itu Orangmu

Lalu siapa Muchdi Purwopranjono yang disebut Bjorka menjadi terduga dalang pembunuhan Munir?

Mengutip dari Pikiran-Rakyat.com, Minggu 11 September 2022,
Muchdi Purwopranjono lahir 15 April 1949 di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan saat ini berusia 73 tahun.

Baca Juga: VIDEO VIRAL! Hacker Bjorka Muncul di TikTok Usai 2 Akun Twitternya Diblokir: Saya Ingin Keadilan Pak Jokowi

Dalam karier militernya, Muchdi terkenal sangat cemerlang. Lulus AKABRI pada 1970.

Tak hanya lulusan AKABRI, diketahui Muchdi Purwopranjono pun mengenyam berbagai pendidikan untuk menunjang karir militernya seperti Sesarcab Infateri, Komando, Dikplapa I dan II, dan Seskoad.

Dia pun melanjutkan pendidikan sipil di Untar pada 1985 untuk kemundian melanjutkan pendidikan militer di Sesko pada 1987.

Baca Juga: Bikin Pemerintahan Jokowi tak Tidur Nyenyak, Inikah Motif Hacker Bjorka Acak-acak Data Indonesia?

  • JABATAN PENTING

Berbagai jabatan militer penting pernah dipegang Muchdi PR, berikut ini buktinya:

- Komandan Peleton Taruna (1971—1972)
- Komandan Peleton Parako (1972—1974)
- Komandan Kompi Parako (1974—1979)
- Komandan Karsa Yudha (1979—1988)
- Komandan Kodim 1701/Jayapura (1988—1995)
- Kepala Staf Korem 173/Praja Vira Braja (1993—1995)
- Komandan Korem 042/Garuda Putih (1995—1996)
- Kasdam V/Brawijawa (1996—1997)
- Asops Kasdam IX/Udayana (1997
- Pangdam VI/Tanjung Pura (1997—1998)
- Danjen Kopassus (1998—1999)

Baca Juga: Siapa Hacker Bjorka dan Berasal dari Mana? Pakar Ini Ungkap Cara Memburu Peretas Misterius

  • DAMPINGI AM HENDROPRIYONO

Mayjen TNI Muchdi PR menggantikan Letjen TNI Prabowo Subianto yang dihentikan sebagai Danjen Kopassus, akibat dugaan upaya kudeta Presiden BJ Habibi kala itu.

Namun, karir Muchdi berjalan singkat. Pasalnya, ia terseret kasus penculikan 13 aktivis mahasiswa di tahun 1997 hingga 1998.

Akibatnya, Muchdi diberhentikan dari jabatan Danjen Kopassus.

Selanjutnya, ia dimutasi ke Perwira Tinggi (Pati) Mabes TNI pada 1999 hingga 2001.

Baca Juga: Data Pribadi Dibobol dan Dituding 'Makan' Pajak, Denny Siregar: Coba Si Bjorka Spill Data Anies Baswedan

Pada era pemerintahan Megawati, Muchdi diangkat menjadi Deputi V BIN mendampingi A.M Hendropriyono.

Jabatan itu diembannya selama 4 tahun dari 2001 hingga 2005.

Meski tak sekuat dulu, Muchdi PR kini dipercaya menjadi Ketua Umum Partai Berkarya. Sayangnya, partai bentukan Tommy Soeharto ini gagal melenggang ke Senayan karena suaranya tak mencukupi pada Pemilu 2019 lalu. ***

Editor: Ali Mahfud

Sumber: Twitter Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler