ZONA SURABAYA RAYA - Keperawanan, kata itu sendiri memegang peran besar dalam kehidupan wanita, khususnya perempuan Indonesia.
Cukup menyedihkan, banyak wanita percaya bahwa adanya mitos keperawanan selaput dara yaitu darah yang membasahi seprai pada malam pertama pernikahan adalah pengesahan mereka sebagai 'perawan.'
Selama berabad-abad, mitos keperawanan telah menuntun wanita untuk percaya bahwa tubuh mereka adalah suci, menunggu untuk disentuh hanya oleh suami mereka pada malam pernikahan mereka.
Mitos keperawanan adalah keyakinan kaku bahwa tubuh mereka menjadi najis jika wanita tidak perawan atau jika selaput dara mereka tidak utuh.
Baca Juga: Lee Mijoo Lovelyz jadi Sorotan karena Suka Bicara tentang Seks
- 1. Mitos Keperawanan: Pemikiran terbelakang
Mempercayai mitos keperawanan dengan sendirinya merupakan pemikiran menghina yang telah dilakukan oleh generasi keluarga dalam masyarakat tradisional.
Sebuah mitos keperawanan yang ada dalam masyarakat bahwa jika dan hanya wanita yang memiliki selaput dara mereka utuh, mereka masih perawan.
Baca Juga: Profil Seungha BaBa, Artis Kpop yang jadi Bintang Porno, Bintangi 40 Film dalam 2 Bulan
Hal ini telah membuat wanita untuk menjalani kehidupan yang terkurung, tanpa kebebasan, keinginan dan kemandirian.