Sumur Lubang Buaya, Saksi Bisu Tragedi G30S PKI, Anak Indigo di Surabaya Menangis Ada Apa?

- 30 September 2021, 10:41 WIB
Lubang Buaya Saksi Peristiwa G30SPKI dan Nama 7 Jenderal Korban Kekejaman PKI   
Lubang Buaya Saksi Peristiwa G30SPKI dan Nama 7 Jenderal Korban Kekejaman PKI   /Tangkap layar youtube.com/Kurator Museum

ZONA SURABAYA RAYA -Peristiwa kelam Pemberontakan G30S PKI menjadi catatan sejarah yang tak akan pernah terhapus. Sumur lubang buaya,  saksi bisu pembunuhan para jenderal dalam tragedi  G30S PKI  56 tahun silam, anak indigo surabaya menangis, ada apa?


Seperti diketahui lokasi sumur yg berdiameter 75 centimeter dan memiliki kedalaman 12 meter yang berada di kawasan lubang buaya saat ini di jadikan museum dan tempat wisata.

Banyak wisatawan yang mendatangi lokasi ini.


Hingga saat ini sumur tua lubang buaya, yang merupakan saksi bisu kekejaman PKI  dalam tragedi G30S PKI, yang mengakibatkan terbunuhnya 6 Jenderal dan 1. Hingga kini sumur tua lubang buaya  masih menyimpan sejuta kisah misteri. 


Dilansir dari jakpusnews.com, 28 Sepetember 2020, kisah misteri tempat wisata lubang buaya akibat pemberontakan G30S PKI, masih terasa hingga saat ini.

Baca Juga: Urus SIM Online Pakai Aplikasi e-Avis, Begini Kata Warga Surabaya

Berbagai kejadian kisah misteri dikisahkan para pengunjung maupun warga sekitar.


Bahkan tempat bersejarah yang terletak di Lubang Buaya Pondok Gede, Jakarta Timur itu masih mengeluarkan aura mistisnya.


Konon, meski siang hari aura mistis tersebut tetap terasa. Menurut beberapa kesaksian dari sejumlah warga sekitar,  sering terdengar jeritan  minta tolong. Padahal jarak  rumah warga ini  cukup jauh dari lokasi Lubang Buaya.

Bahkan sosok tentara yang berlumur darah dan bermuka hancur pun kerap menampakan dirinya dari dalam sumur dan kembali menghilang di sumur itu juga.

Dua anak indigo,  kakak beradik dari Surabaya, Kenzo Satriawan (13tahun) dan Della Safitri (19 tahun) langsung melihat flasback ketika diperlihatlan foto kondisi sumur lubang buaya saat ini oleh wartawan Zona Surabaya Raya. Gambaran kejadian 56 tahun yang lalu di sumur tua lubang buaya tiba-tiba hadir di pelupuk mata mereka. 


Kenzo Satriawan langsung tertunduk diam, sementara sang kakak, Della Safitri langsung menangis. Ada apa?


Meski pada saat kejadian itu, ke dua adik kakak ini belum lahir, namun gambaran kejadian 56 tahun yang lalu di sumur tua lubang buaya seakan nyata hadir di hadapan mereka.


Della tiba tiba menceritakan kondisi mengenaskan para jenderal saat pada jenderal itu berada dalam sumur tua.


"Mengerikan. Kasian beliau semua, disiksa seperti itu. Tubuhnya dimasukkan dalam sumur yang dalam, gelap dan sempit. Dengan posisi kepala berada di bawah. Kondisi tubuh para jenderal itu rusak.... Pokok mengerikan. Lebih mengerikan dari film yang di putar di tv" ucap della  terbata bata, tidak bisa menahan tangis.

Baca Juga: Dampak Kekeringan di Ngawi, BPBD Jatim Distribusikan Air Bersih


Bahkan mahasiswi Unair semester 1 ini sempat mual, karena ia mencium bau anyir darah dimana-mana.


Sementara kenzo satriawan, membenarkan bahwa saat ini museum sumur lubang buaya yang menjadi saksi bisu kekejaman G30 S PKI ini menjadi tempat bersejarah sekaligus menyeramkan. 


"Suasana mistis memang terlihat di tempat sekitar museum. Tapi aura mistis yang besar ada dalam sumur lubang buaya itu, " ujar Kenzo siswa kelas 2 di salah satu SMP Negeri di Surabaya.


Mengenai, suara tangis, penampakan tentara yang berwajah seram dan rusak sebenarnya bukan untuk menakut nakuti para pengunjung museum.  Tapi sekedar mengingatkan bahwa di tempat itu pernah ada kejadian kelam.


Kenzo berpesan, bagi para pengunjung yang datang mengunjungi museum sumur lubang buaya tidak berkata kasar, kotor atau bernada menghina atau tidak percaya dengan kejadian di tempat itu,  karena akan berbahaya bagi dirinya.

Baca Juga: Dampak Kekeringan di Ngawi, Dusun Pojok Kesulitan Mengonsumsi Air Bersih


Ada baiknya mereka yang mengunjungi museum serta warga sekitarnya bisa menghargai perjuangan dan penderitaan yang mereka alami selain itu lebih banyak memanjatkan doa untuk mereka.


"Kalau berkunjung ke tempat ini (museum lubang buaya) jangan lupa mendoakan mereka. Hanya doa yang mereka butuhkan saat ini," ujar siswa kelahiran 1 Januari 2008. 


Diakhir obrolan bersama wartawan Zona Surabaya Raya, Kenzo  sempat mengutip kata kata bung karno.

" Jas merah, jangan pernah meninggalkan sejarah"


Ia mengingatkan agar pemerintah dan masyarakat Indonesia tidak meninggalkan dan melupakan sejarah. Bagaimanapun kondisinya peristiwa G30S PKI adalah bagian dari sejarah bangsa.***

Editor: Julian Romadhon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x