Menelusuri Jejak Sejarah Markas Ulama dan Santri saat Pertempuran 10 November

- 3 November 2023, 12:00 WIB
Markas Besar Oelama (MBO) di Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, yang diyakini sebagai sentrum koordinasi para ulama dan pejuang serta pusat penggemblengan laskar pejuang dalam Pertempuran Surabaya. ANTARA/HO-Tim MBO PWNU Jatim.
Markas Besar Oelama (MBO) di Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, yang diyakini sebagai sentrum koordinasi para ulama dan pejuang serta pusat penggemblengan laskar pejuang dalam Pertempuran Surabaya. ANTARA/HO-Tim MBO PWNU Jatim. /

Dimana saat itu, Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) telah memerintahkan kepada PWNU Jatim untuk melacak jejak yakni markas perjuangan para ulama dan santri terkait pertempuran 10 November 1945 secara lebih riil, dalam bentuk bangunan bersejarah sebagai bukti jejak konkret.

Dengan arahan dari Gus Dur tersebut, kemudian pelacakan jejak sejarah itu pun dimulai, diawali dengan penelusuran di Blauran dan Wonokromo, Surabaya.

Hasilnya dari pelacakan dalam kurun 2019 akhirnya menemukan dua markas, dengan adanya dukungan berupa bukti dan saksi, dimana dua markas perjuangan ulama-santri yang dimaksud yakni, markas di Blauran Gang IV nomer 25 Surabaya.

Baca Juga: Menggelegar sampai Langit, Wali Kota Eri Cahyadi: Kita Kembalikan Kota Surabaya sebagai Kota Santri!

Dimana pada akhirnya bergeser karena Arek-Arek Suroboyo saat itu dipukul mundur oleh Sekutu hingga berpindah ke markas Waru, tepatnya diperbatasan Surabaya-Sidoarjo, dan terakhir di Mojokerto, sedangkan untuk jejak di Wonokromo yang disebut justru nihil.

Akan tetapi, jejak bangunan yang masih ada sisa bentuknya hanya tinggal yang berlokasi di belakang Pabrik Paku, Desa Kedungrejo, Waru, Sidoarjo.

Sedangkan markas yang diceritakan, yakni yang berada di Blauran tersebut sudah berbentuk bangunan baru dengan model bukan seperti markas pada awal bentuknya.

Lokasi markas ulama dan santri pertempuran 10 November berada di Waru

Baca Juga: Ringkasan Perjalanan Hidup Gus Dur, Sang Intelektual dan Ulama Kontroversial

Dengan demikian saat ini jejak keberadaan markas ulama dan santri hanya tinggal yang persis berada di Waru, Sidoarjo, atau tepatnya di belakang pabrik paku, di dekat stasiun kereta api Waru.

Hanya lokasi inilah yang masih menyisakan bekas markas yang diyakini menjadi sentrum koordinasi ulama dan dan pusat penggemblengan Laskar Hizbullah dan Laskar Sabilillah.

Halaman:

Editor: Timothy Lie

Sumber: ANTARA Jurnal Studi Sosial FIS Univ Negeri Malang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah