2. Berjamaah di masjid akan menimbulkan rasa cinta terhadap masjid yang merupakan tempat suci dan nantinya dapat menjadikan salah satu dari golongan orang yang mendapatkan perlindungan dari Allah di hari kiamat nantinya.
Diterangkan dalam hadist Abu Hurairah, Nabi bersabda : tujuh golongan orang yang akan mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat, hari dimana tiada perlindungan kecuali perlindunganNya, yaitu penguasa yang adil, pemuda yang tumbuh dan Ibadah kepada Allah, orang yang menyebut Asma Allah dalam kesendirian lalu berlinang air matanya, orang yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, orang yang digoda seorang wanita berpangkat dan cantik lalu berkata: Aku takut kepada Allah, dan orang yang bersedekah secara diam-diam sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dilakukan tangan kanannya [HR. Al-Bukhārī, Muslim, An-Nasā’ī, dan Mālik].
3. Salat Tarawih berjamaah bisa dijadikan sebagai tempat untuk beribadah sekaligus belajar dari apa yang disampaikan oleh para penceramah sebelum dilaksanakannya sholat Tarawih di masjid.
4. Ikut dalam meramaikan masjid pada saat bulan Ramadhan yang merupakan bulan penuh berkah dan menyemarakkan bulan suci.
5. Dengan berkumpul dan berjamaah di masjid juga dapat bersilaturahmi dengan sesama muslim dengan tujuan beribadah berjamaah melaksanakan ibadah kepada Allah berupa Qiyam Ramadan.
6. Nabi SAW memang menganjurkan kepada umat Islam agar menjalankan sholat Tarawih secara berjamaah.
Sebagaimana disebutkan dalam hadist Aisya Ummul Mu'minin R. A bahwa Rasulullah SAW mengerjakan sholat pada suatu malam di masjid, lalu beberapa orang lelaki ikut salat bersama beliau. Kemudian beliau salat lagi pada malam berikutnya dan orang bertambah banyak. Kemudian mereka berkumpul pada malam ketiga atau keempat.
Namun Rasulullah saw tidak keluar kepada mereka. Ketika tiba waktu subuh, beliau berkata,
“Saya melihat apa yang kamu lakukan. Aku tidak keluar menemui kalian bukan karena apa-apa, melainkan aku khawatir kalau-kalau hal itu menjadi wajib atas kamu.” Ini terjadi di bulan Ramadan (HR Al-Bukhari Muslim, Abu Dawud, An-Nasai, Aḥmad, Ibn Khuzaimah, dan Ibn Ḥibban). ***