Cerita Islami: Hikmah Kisah Luqman dan Anaknya, Tidak Ada Takdir yang Buruk

21 Juni 2023, 13:00 WIB
ILUSTRASI padang pasir: Cerita Islami: Hikmah Kisah Luqman dan Anaknya, Tidak Ada Takdir yang Buruk /PIXABAY/

ZONA SURABAYA RAYA - Luqman adalah seorang tokoh bijak yang namanya diabadikan dalam surat Al-Qur'an.

Salah satu nasihat terkenalnya kepada anaknya adalah untuk selalu bersyukur kepada Allah.

Bagi Luqman, tidak ada takdir yang buruk karena semuanya telah diatur dengan sempurna oleh Allah.

Dalam cerita yang diceritakan oleh Said bin Musayyab, Luqman menasihati anaknya agar meyakini bahwa apa pun yang diberikan oleh Allah, baik yang disukai maupun tidak, sebenarnya adalah yang terbaik.

Baca Juga: Luar Biasa Dahsyat Ganjarannya, Ini 3 Keutamaan dan Niat Puasa Dzulhijjah!

Namun, anak Luqman merespons dengan mengatakan, "Ayah, saya belum bisa mempercayainya sebelum saya mengalaminya sendiri," seperti yang dicatat oleh Imam Ibnul Jauzy dalam Kitab 'Uyunul Hikayat (Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 1971, halaman 109-110).

Mendengar itu, Luqman mengajak anaknya untuk menemui seorang nabi yang ada pada zamannya agar mereka bisa mendapatkan penjelasan yang lebih rinci dan pemahaman yang lebih utuh.

Baca Juga: Amalan-Amalan Sunnah Bulan Dzulhijjah Meningkatkan Kebajikan dan Kedekatan Diri dengan Allah

"Ayah, mari kita temui nabi tersebut," jawab anak Luqman.

Setelah mencapai kesepakatan, keduanya mulai mempersiapkan diri untuk menemui sang nabi.

Mereka menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk perjalanan yang panjang dan melelahkan, termasuk dua ekor keledai sebagai kendaraan untuk Luqman dan anaknya.

Setelah berhari-hari melakukan perjalanan, mereka tiba di sebuah gurun yang sangat tandus. Persediaan makanan dan minuman semakin menipis, dan energi Luqman dan anaknya mulai menurun.

Bahkan, keledai yang mereka tunggangi juga semakin lambat bergerak. Karena itu, mereka memutuskan untuk turun dari keledai dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.

Dalam keadaan tersebut, Luqman melihat sebuah penampakan jauh di depannya, ada bayangan hitam dan asap yang menggumpal.

Baca Juga: Al-Quran: Yuk Simak Panduan Menakjubkan dalam Seni Berdoa sesuai Surat Al Anbiya Ayat 90

Dalam hatinya, Luqman berpikir bahwa bayangan hitam itu mungkin menandakan adanya pohon, sementara asap menunjukkan adanya pemukiman penduduk.

Mereka terus melangkah dengan harapan segera mencapai pemukiman tersebut.

Baca Juga: Pengajiannya selalu Viral! Siapa Gus Iqdam Blitar yang Sukses bikin para Berandalan Insyaf?

Namun, saat mereka berjalan, anak Luqman tidak sengaja menginjak tulang dan terjatuh hingga pingsan.

Luqman sendiri masih fokus melanjutkan perjalanan dan mengira semuanya baik-baik saja.

Barulah saat Luqman menoleh ke belakang, dia menyadari bahwa anaknya terjatuh dan pingsan.

Dalam keadaan terburu-buru, Luqman menghampiri anaknya dengan tangisannya.

Dia mencabut tulang yang mengganggu dengan giginya dan menggunakan surbannya yang dia sobek untuk membungkus kaki anaknya yang terluka.

Ketika Luqman menatap wajah anaknya, air mata Luqman mengalir ke pipi anaknya dan akhirnya anak kesayangannya itu sadar dari pingsannya.

Baca Juga: Niat, Rukun, dan Tata Cara Sholat Idul Adha sesuai Kitab Fasholatan Karya Syekh KHR Asnawi Kudus

"Ayah, mengapa ayah menangis? Bukankah apa yang menimpa saya ini adalah yang terbaik?" kata anak Luqman sambil mengeluh, mengingat semua bekal mereka telah habis dan mereka masih terjebak di tengah gurun pasir.

Luqman menjawab dengan lembut, "Anakku, aku menangis karena sebagai seorang ayah, aku merasakan kesedihan yang mendalam melihatmu menderita.

Baca Juga: Tujuan, Syarat dan Tips Memilih Hewan Kurban untuk Idul Adha 2023 yang harus Diperhatikan!

"Namun, mengenai pertanyaanmu, bagaimana kejadian ini bisa menjadi yang terbaik bagimu, mungkin jawabannya akan kita temukan di masa depan.

"Barangkali musibah ini lebih ringan dibandingkan musibah yang mungkin menanti di kota tersebut, sehingga Allah menghentikan kita di sini dengan musibah ini," ujar Luqman mencoba menenangkan anaknya.

Setelah berhasil menenangkan anaknya, Luqman melihat ke depan. Namun, bayangan hitam dan asap yang sebelumnya terlihat telah menghilang.

"Sudahlah, mungkin Allah telah menyusun rencana yang berbeda untuk kita," kata Luqman dalam hatinya.

Tak lama kemudian, dari kejauhan muncul sosok yang berpakaian putih yang menunggangi seekor kuda.

Luqman tetap memperhatikan sosok tersebut yang semakin mendekat. Namun, sesuatu yang aneh terjadi.

Baca Juga: Ini 7 Tips Hidup Sehat yang Diajarkan oleh Rasulullah SAW, Amalan Dahsyat Terhindar dari Penyakit!

Ketika sosok itu sudah dekat, dia seakan-akan menghilang, meskipun suaranya masih terdengar.

"Apa kamu Luqman?" tanya sosok yang tak terlihat tersebut.

Baca Juga: Muhammadiyah Tetapkan Idul Adha pada 28 Juni 2023, Pemerintah Kapan? Berpotensi Beda Lagi

"Iya, benar. Aku Luqman. Wahai Hamba Allah, siapakah kamu sebenarnya?

Aku bisa mendengar suaramu, tetapi tak bisa melihat wujudmu," tanya Luqman penuh keheranan.

"Aku adalah Jibril, hanya Malaikat Muqarrabun dan Nabi saja yang bisa melihatku," jawab sosok itu.

Luqman kembali bertanya, "Jika kamu Jibril, tentu kamu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi."

Jibril kemudian menjelaskan bahwa Allah telah memerintahkannya untuk menghancurkan kota yang berada di depan mereka beserta penduduknya.

Namun, pada saat yang hampir bersamaan, Jibril mengetahui bahwa Luqman dan anaknya sedang dalam perjalanan menuju kota tersebut.

Baca Juga: CATAT! Ini 4 Kriteria Puasa Ramadhan Diterima Allah, Kamu Termasuk atau Tidak?

Maka, Jibril berdoa kepada Allah agar Luqman dan anaknya ditahan sehingga mereka tidak sampai ke kota dan tidak ikut luluh lantak bersama penduduk setempat.

Jibril kemudian mengusap kaki anak Luqman yang terluka, dan dalam sekejap kaki itu sembuh seperti sediakala.

Baca Juga: Kapan Waktu Membayar Zakat Fitrah? Simak Niat dan Doanya agar Diterima Allah SWT

Bekal makanan dan minuman yang dibawa oleh Luqman juga tiba-tiba menjadi penuh setelah diusap oleh Jibril.

Tak lama kemudian, Jibril mengangkat keduanya dan mengembalikan mereka ke kota asal mereka.

Dari kisah ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa sebenarnya tidak ada takdir yang buruk, karena setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita memiliki hikmah tersendiri.

Terkadang, hikmah itu mungkin baru akan kita sadari di masa depan, dalam waktu yang akan datang.

Allah Yang Maha Bijaksana telah merencanakan segala sesuatu dengan sempurna, meski kadang-kadang kita sulit memahaminya pada saat itu.

Luqman dan anaknya akhirnya mengerti betapa pentingnya bersyukur kepada Allah dalam segala situasi.

Mereka menyadari bahwa apa pun yang terjadi adalah bagian dari takdir-Nya yang telah dipertimbangkan dengan matang.

Musibah yang mereka alami di tengah gurun pasir ternyata menjadi berkah tersendiri.

Ketika mereka mengalami kekurangan dan kesulitan, Allah mengirimkan Jibril untuk melindungi dan menyelamatkan mereka dari malapetaka yang akan menimpa kota yang dituju.

Allah memberikan kesembuhan pada kaki anak Luqman yang terluka dan menyediakan makanan serta minuman yang cukup untuk mereka.

Ketika Luqman dan anaknya tiba di kota asal mereka, mereka merasa bersyukur atas segala kebaikan yang Allah limpahkan.

Mereka menyadari bahwa apa yang mereka anggap sebagai musibah sebenarnya adalah bentuk rahmat dan perlindungan dari Allah.

Dalam kisah ini, kita diajarkan untuk selalu mempercayai dan berserah diri kepada Allah, meski terkadang kita sulit memahami hikmah di balik setiap peristiwa.

Kita perlu menjaga keyakinan bahwa apa pun yang Allah tentukan untuk kita adalah yang terbaik, meski terkadang jalan yang kita lalui terasa sulit dan penuh tantangan.

Kisah Luqman dan anaknya menjadi pengingat bagi kita untuk senantiasa bersyukur, bersabar, dan mempercayai bahwa Allah Yang Maha Bijaksana mengatur segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. Dalam

setiap detik kehidupan, baik yang kita sukai maupun tidak, terdapat kebaikan dan hikmah yang akan terungkap pada waktunya.

Mari kita terus mengamalkan nasihat Luqman kepada anaknya, yaitu bersyukur kepada Allah dalam segala keadaan, serta memahami bahwa takdir yang ditentukan oleh-Nya adalah yang terbaik bagi kita. Wallahu a'lam.***

Editor: Rangga Putra

Sumber: Kitab 'Uyunul Hikayat

Tags

Terkini

Terpopuler