Perdamaian Jadi Pondasi Kehidupan, Ini Penjelasan Wakil Rais Aam PBNU di Harlah 1 Abad NU

6 Februari 2023, 18:05 WIB
Satu abad NU /Nahdlatul Ulama.

 

ZONA SURABAYA RAYA - Acara akbar peringatan satu abad NU hari ini diselenggarakan dan dipusatkan di Sidoarjo Jawa Timur.

Dalam peringatan satu abad NU itu, Wakil Rais Aam PBNU, KH Afifudin Muhajir menyebutkan bahwa perdamaian adalah pondasi yang menjadi dasar kehidupan manusia.

Hal itu dikatakan karena semua aktivitas baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi tidak akan berjalan di sebuah wilayah yang sedang dilanda konflik.

Dirinya mengatakan bahwa perdamaian menjadi tuntutan akal sehat dan tuntunan dari ajaran Islam.

Baca Juga: Dukung Pelaksanaan 1 Abad NU, Muhammadiyah Sidoarjo Siapkan Tempat Istirahat, Ambulan hingga Makanan Gratis

Hal itu disampaikan Kiai Afifudin ketika materi dalam acara Muktamar Internasional Fikih Peradaban I yang digelar di Hotel Shangrila, Surabaya, Senin 6 Januari 2023.

Dalil dari apa yang disampaikan Kiai Afif tersebut dijelaskan berasal dari ayat Al-Quran tepatnya pada Surat al-Baqarah ayat 126: (Ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Makkah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan (hasil tanaman, tumbuhan yang bisa dimakan) kepada penduduknya, yaitu orang yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari Akhir.

“Doa Nabi Ibrahim yang menginginkan negeri menjadi aman adalah termasuk doa yang lengkap dan komprehensif,” ujarnya.

Menurut Imam Ibnu `Asyur, kata Kiai Afif, dikatakan komprehensif karena keamanan mencakup semua aspek kehidupan, seperti kesejahteraan, pendidikan, sosial, dan sebagainya.

Baca Juga: Gelar Kirab Kebangsaan Dalam Rangka Satu Abad NU, PKB Jatim Beri Pelayanan ke Warga Nahdliyin

Sebaliknya, tanpa keamanan, semua aspek tersebut akan sirna karena tergerus oleh peperangan atau kekerasan.

“Umat Islam adalah aktor keamanan atau perdamaian, namun dalam prakteknya tidak bisa berjalan sendirian harus berjalan beriringan dengan pihak lain,” tambahnya.

Kiai Afif juga menegaskan bahwa peperangan bukan ajaran Islam.

Menurutnya, ada sebagian pihak yang tidak sependapat dengan pernyataan tersebut, pasalnya sejarah telah membuktikan bahwa banyak peperangan yang dialami oleh umat Islam.

“Masalahnya adalah Islam itu agama damai namun ternyata ada peperangan, peperangan dalam Islam adalah untuk bertahan bukan menyerang,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut Kiai Afif sedikit mengupas sejarah kota Madinah yang menjadi negeri aman dan stabil.

Adanya perang yang melibatkan masyarakat Madinah adalah karena adanya pihak lain yang ingin merusak stabilitas di negeri itu.

“Perang Badar terjadi karena adanya serangan dari golongan kafir,” imbuhnya.

Dalam pidatonya itu, Kiai Afif mengutip pandangan Syekh Ramadhan Al-Buthi yang menyebutkan bahwa ada tiga syarat dalam melakukan jihad, yaitu memiliki wilayah, komunitas, dan ketertiban.

Jihad bisa dilakukan apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut sudah diganggu oleh pihak lain.***

Editor: Timothy Lie

Tags

Terkini

Terpopuler