Mencekam, Dua Hari Perang Israel VS Palestina Ribuan Korban Menangis di Bawah Serangan Rudal

- 9 Oktober 2023, 18:50 WIB
Warga Palestina mencari korban di bawah reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, 8 Oktober.
Warga Palestina mencari korban di bawah reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, 8 Oktober. /REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

ZONA SURABAYA RAYA - Dua hari dalam peperangan yang melibatkan Israel dan Palestina telah menewaskan sedikitnya ribuan nyawa, di mana ketegangan antara kelompok Hamas dengan Israel kian meningkat di Jalur Gaza.

Diketahui serangan balasan dari kedua kubu tersebut hingga saat ini terus terjadi, sejak dua hari lalu di mana pada pada Minggu 8 Oktober 2023 waktu setempat, dan pasca pertama kali Hamas melakukan serangannya kepada Israel, Sabtu 7 Oktober 2023.

Kelompok Militan Hamas tak sendirian dalam melakukan serangan tersebut, namun mendapatkan dukungan dari Kelompok Militan Hizbullah Lebanon.

Pada Minggu 8 Oktober 2023 Kelompok Militan Hizbullah juga melakukan bombardir ke wilayah Israel dengan roket dan peluru kendalinya.

Baca Juga: Balasan Serangan Militer Israel ke Gaza Kenai Rumah Sakit Indonesia, Satu Petugas Medis Tewas

Jumlah korban jiwa dari Israel

Seperti dikutip dari Aljazeera, Senin 9 Oktober 2023 bahwa serangkaian serangan yang dilakukan oleh Hamas dan Hizbullah ke Israel telah menelan ratusan korban.

Diketahui korban jiwa dari warga Israel mencapai sedikitnya 600an orang akibat serangan tersebut.

Klaim jumlah korban jiwa tersebut disampaikan Aljazeera, yakni laporan 600 orang yang terbunuh sejauh ini di Israel, dan akan sangat mengerikan bagi warga Israel.

Disebutkan bahwa hal itu juga akan menjadi alasan untuk melakukan pembalasan terhadap Gaza.

Baca Juga: Arab Saudi Mau Buka Kasino, Turis dan Investor Israel Bakal Diundang Nih

Lebih lanjut dilaporkan dari Israel selatan, sekitar 10 km atau 6,2 mil dari pagar Israel-Gaza, saat ini militer Israel belum berhasil mengusir para pejuang Hamas dari beberapa kota dan desa di Israel Selatan.

Aljazeera juga melaporkan bahwa para pejuang Hamas telah dipasok dan dipersenjatai kembali kemudian mengambil tempat baru di Kibutz Magen, di Israel selatan, yang sebelumnya tidak tersentuh kelompok tersebut.

Jumlah korban jiwa dari Palestina

Kemudian mengutip AFP, berdasarkan penjelasan dari Kementerian Kesehatan wilayah setempat, jumlah korban jiwa dari warga Palestina diklaim mencapai 313 orang sampai pada Minggu siang 8 Oktober 2023.

Di mana sebanyak 1.990 orang lainnya mengalami luka-luka, dan kondisi tersebut terjadi akibat serangan udara Israel terhadap target-target Hamas dalam dua hari berturut-turut.

Baca Juga: Dewa Judi Dapat Angin Segar, Arab Saudi Mau Buka Kasino dan Bakal Gandeng Investor Israel

Setelah serangan balasan tersebut, pihak Militer Israel menyatakan bahwa pihaknya sudah mendapatkan kembali kendali atas titik-titik wilayah yang disusupi oleh Hamas Palestina,.seperti dikutip dari Reuters.

Akan tetapi hingga saat ini pihak Israel masih terus melakukan pertempuran.

Pihak Israel menyatakan telah mengerahkan puluhan ribu tentara di daerah sekitar Gaza, di sebuah jalur sempit yang menjadi rumah bagi 2,3 juta warga Palestina.

Pihak Israel juga berencana untuk mengevakuasi semua warga Israel yang saat ini tinggal di sekitar perbatasan wilayah tersebut.

Hal itu dilakukan karena pihak Israel bakal melakukan serangan dengan gencar dan akan berlangsung lama, seperti dikatakan juru bicara militer dalam sebuah konferensi pers.

Baca Juga: Konflik di Palestina, Puluhan Pemukim Israel Paksa Masuk Masjid Al-Aqsa yang Disucikan

Sementara itu, di Jalur Gaza, Juru Bicara Hamas Abdel-Latif al-Qanoua mengatakan, alasan dilakukannya serangan pada Sabtu 7 Oktober 2023 lalu adalah untuk membela rakyat Palestina.

Dikatakan lebih lanjut bahwa pihaknya bakal terus melakukan serangan roket dan masih melakukan operasi di balik garis pertahanan.

Diklaim bahwa serangan yang dilakukan Kelompok Hamas tersebut merupakan serangan terbesar dan paling mematikan ke Israel, sejak Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak.

Di mana serangan tersebut dalam upaya merebut kembali wilayah yang hilang dalam perang Yom Kippur 50 tahun yang lalu.

Baca Juga: Israel Bersiap Meluncurkan 'Sky Dew' Balon Udara Pendeteksi Rudal

Namun demikian banyak pihak menilai bahwa konflik tersebut bisa merusak upaya-upaya yang didukung oleh Amerika Serikat untuk menormalkan hubungan antara Israel dan Arab Saudi.

Yakni sebuah penataan ulang keamanan yang dapat mengancam harapan Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri dan meruntuhkan pendukung utama Hamas, Iran.

Seperti diketahui bahwa sekutu regional utama Teheran lainnya, yakni Hizbullah Lebanon, berperang dengan Israel pada tahun 2006 dan ketegangan terus meningkat sejak saat itu.

Juru bicara militer Israel mengatakan bahwa pihaknya menyarankan Hizbullah untuk tidak ikut campur dalam masalah tersebut.***

Editor: Timothy Lie


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah