Baca Juga: Panik Tsunami akibat Gempa M 7,5 Maluku, BMKG: Tenang, Peringatan Dini sudah Berakhir
Pasukan Helm Putih menjelaskan bahwa situasinya sangat tragis, puluhan bangunan runtuh di kota Salqin dan tidak ada listrik sama sekali hingga pada kota yang jaraknya sekitar 5 km dari perbatasan selatan Turki.
Sebagai tambahan informasi, konflik bersenjata yang terjadi di Suriah sudah berlangsung dari tahun 2011. Konflik atau perang saudara tersebut banyak ditunggangi oleh kepentingan dan maksud pihak asing. Pihak-pihak yang terlibat adalah Tentara Pembebasan Suriah, Mujahidin, Negara Islam Irak dan Syam, dan Pasukan Diktator Bashar al-Assad.
Lewat kediktatoran Assad, terjadi reformasi ekonomi neoliberal yang dibarengi dengan resesi dan kesenjangan kelas diantara masyarakat.
Hal tersebut lantas menciptakan gelombang protes dan dengan pesat menyebar ke wilayah utara yang didominasi Kurdi.
Kelompok-kelompok yang melakukan aksi protes tersebut menyebut dirinya Tentara Pembebasan Suriah.
Tentara Pembebasan Suriah telah menguasai wilayah Aleppo dan Suriah bagian Selatan.
Namun lambat laun kelompok tersebut terpecah-pecah menjadi golongan yang lebih kecil seperti Front al-Nusara dan Negara Islam Irak dan Syam (ISIL).***