“Ya Allah, aku denger, dari arah ventilasi itu ada suara, gareng teko, gareng teko! Jiangkrik, tak pikir suoro e Yus e, tapi kok kayak suara orang banyak, ternyata itu pasukannya,” celotehnya dengan bahasa jawa yang kental.
Yus, Feri dan Ega senyam senyum aja mendengarnya.
“Emang kamu dipagerin gimana mas Agus?” tanyaku penasaran.
“Dilingkari gitu Ka, tapi aku liat Feri kecekik, terus dibubarin sama Yus,”
“Terus ilang gitu?”
“Iya?”
“Hmm, biasanya kalau ada gareng, bagong, petruk, semar juga ada loh (punokawan),” ucapku asal.
“Loh ada loh! Tapi wes gak kuat anak-anak, ya aku buyarin aja,” ucap Yus.*** (Bersambung)