Perkembangan Ekonomi Global 2023 Terpantau Belum Ideal, BI Jatim Optimis Perekonomian Jawa Timur Semakin Baik

- 7 Juni 2023, 15:15 WIB
Doddy Zulverdi, Kepala Perwakilan BI Prov. Jatim di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Timur
Doddy Zulverdi, Kepala Perwakilan BI Prov. Jatim di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Timur /Timothy Lie/Zona Surabaya Raya

Perbaikan ekonomi tersebut lanjut Doddy, disertai dengan laju inflasi gabungan kota/kabupaten pada Mei yang kembali turun menjadi 5,02% (yoy) dibandingkan April 2023 (5,35%, yoy).

Penurunan ini diharapkan dapat berlanjut dan mencapai rentang sasaran inflasi nasional, meskipun terdapat tantangan menjelang HBKN Idul Adha.

Sinergi dan kolaborasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jatim diharapkan akan dapat mengendalikan inflasi jelang momentum Hari Raya Idul Fitri 2023.

“Kinerja intermediasi perbankan Jawa Timur pada April 2023 menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, terutama pada kredit kelompok korporasi dan rumah tangga,” ungkap Doddy.

Kemudian terkait perkembangan sistem pembayaran, BI Jatim terus mendorong digitalisasi sistem pembayaran, diantaranya melalui transaksi e-commerce dan uang elektronik yang tercatat tumbuh positif.

Minat penggunaan transaksi non-tunai masyarakat Jatim juga meningkat sejalan dengan perkembangan QRIS yang menggembirakan.

Per April 2023, Jawa Timur berhasil memenuhi 28,01% dan 43,6% dari target pengguna dan volume transaksi QRIS untuk tahun 2023.

Untuk dapat mencapai target sampai dengan akhir 2023, BI akan terus mengintensifkan edukasi dan literasi kepada masyarakat, termasuk inovasi fitur pada QRIS seperti Tarik Transfer dan Setor, serta QRIS lintas negara yang telah diterapkan dengan Thailand dan Malaysia.

Pada tahun 2023, kinerja ekonomi Jawa Timur diprakirakan akan bertumbuh positif pada kisaran 4,6– 5,4% (yoy) disertai laju inflasi IHK yang yang terus menurun ke dalam rentang sasaran.

Faktor yang menjadi pendorong terkendalinya inflasi di tahun 2023 adalah Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan penyakit tanaman yang terkendali sehingga mengurangi risiko gagal panen, optimalisasi penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) pada hewan ternak sehingga lebih terkendali, dampak kenaikan BBM pada September 2022 yang telah selesai, dan harga komoditas global, khususnya energi yang menunjukkan tren penurunan.

Halaman:

Editor: Timothy Lie


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x