Di Surabaya, misalnya, ada Tunjungan Plaza yang menjadi ikon di kota pahlawan. Lalu, ada Pakuwon Mall dan Pakuwon Trade Center hingga Royal Plaza.
Di tengah gempuran marketplace di Indonesia, mall offline yang dikelola Pakuwon Group justru berkembang.
Kembali ke masalah tutupnya JD.ID, menurut Sutandi Purnomosidi, kondisi ekonomi global dan tanah air turut mempengaruhi. Isu resesi ekonomi bukanlah isapan jempol.
"Pandemic dan kondisi Global Economic yang tidak bagus jelas berpengaruh," tandas pengusaha yang juga sebagai Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur periode 2022-2025 ini.
Baca Juga: 10 Drakor Populer yang paling Banyak Ditonton Sepanjang Masa, Cek Drama Favoritmu! (Bagian 1)
"Resesi di banyak negara maju membuat perputaran bisnisnya tidak bisa meningkat, bahkan cenderung drop. Bahkan saham-saham seperti Alibaba, Amazone pun drop lebih dari 50 persen," pungkas Sutandi.
Sementara itu, dalam keterangan resmi JD.ID, alasan penutupan operasional e-commerce itu karena JD.com akan berfokus pada pembangunan jaringan rantai pasok lintas negara. ***