Berbahaya! Kenali Dampak Dorongan Belanja Impulsif bagi Kondisi Finansial, Begini Cara Mengatasinya!

1 Juni 2023, 11:00 WIB
Impulse buying atau dorongan belanja impulsif merupakan sebuah tindakan berbelanja suatu barang yang tidak direncanakan secara sadar. /FREEPIK/siraphol s./

ZONA SURABAYA RAYA - Pernahkah anda berjalan-jalan ditempat perbelanjaan seperti minimarket, supermarket, mall atau pasar tradisional, lalu anda tertarik untuk menambah item barang diluar daftar belanja anda?

Atau saat anda tengah mengamati produk yang anda butuhkan dan ingin anda beli di sebuah marketplace, anda akhirnya juga membeli barang yang belum anda butuhkan.

Namun karena memiliki tampilan yang menarik dan sedang terdapat diskon, diluar rencana akhirnya anda membelinya.

Waspada, hal tersebut merupakan pertanda dorongan belanja impulsif atau impulse buying.

Baca Juga: Fitur Paylater: Cermati Tujuan Penggunaannya Serta Pahami Resiko Keterlambatan Pembayarannya

Secara definisi, impulse buying atau dorongan belanja impulsif merupakan sebuah tindakan berbelanja suatu barang yang tidak direncanakan secara sadar.

Belanja impulsif terjadi secara mendadak, sulit dikendalikan, serta dipengaruhi oleh suasana hati seperti kemarahan atau kegembiraan.

Baca Juga: Bahaya Utang Konsumtif! Lakukan Cara Menghindarinya dengan 4 Tips Dahsyat Berikut Ini!

Dorongan belanja impulsif juga merupakan tindakan pembelian suatu barang tanpa perencanaan dan pertimbangan yang matang.

Hal yang dirasakan oleh seseorang ketika mengalami dorongan belanja impulsif ditandai dengan terjadi dorongan kuat untuk secara tiba-tiba melakukan pembelian barang.

Baik barang yang kurang dibutuhkan maupun menambah jumlah pembelian barang diluar perencanaan.

Tanda atau ciri-ciri bahwa seseorang telah mengalami dorongan belanja impulsif diantaranya adalah

1. Terjadi pengeluaran anggaran secara berlebihan.

2. Tidak melakukan perencanaan atau penganggaran belanja.

Baca Juga: Anda butuh Uang? Simak Kiat-kiat Jitu dan Sigap hindari Jerat Rayuan Pinjol Ilegal!

3. Berbelanja tanpa mempertimbangkan konsekuensi keuangan.

4. Kondisi suasana hati mengontrol pikiran saat tengah berbelanja.

Baca Juga: Kenalkan, Malang Creative Center MCC, Ruang Kolaborasi Insan Pegiat Ekonomi Kreatif di Kota Malang

Dorongan belanja impulsif bukan hanya berasal dari faktor internal seseorang, terkadang memang dorongan belanja impulsif diciptakan dari faktor eksternal diantaranya sebagai berikut

1. Tampilan visual iklan di media sosial yang mendorong seseorang untuk berbelanja

2. Penawaran diskon atau potongan harga pada suatu produk tertentu yang disediakan terbatas hanya pada jangka waktu tertentu

3. Tata letak sebuah barang dalam sebuah toko, gerai atau pusat perbelanjaan lainnya.

4. Jumlah tenaga kasir yang terbatas sehingga menimbulkan antrean.

Selama menunggu antrean pembayaran, pelanggan dapat melihat-melihat aneka barang yang sebenarnya tidak begitu diperlukan.

Baca Juga: 3 Manfaat Artificial Intelligence AI untuk Meningkatkan Produktifitas Bisnis serta Jenis Fiturnya

Namun karena dipengaruhi oleh tata letak barang menarik yang akhirnya mempengaruhi keputusan konsumen untuk membelinya secara mendadak.

5. Aneka sample dan tester yang ditawarkan oleh sales brand tertentu selama berbelanja, dapat mempengaruhi keputusan konsumen membelanjakan uangnya untuk produk yang ditawarkan tersebut.

Baca Juga: Begini Tata Cara Ikut LPSE Pemprov Jatim, Tender Pengadaan Barang dan Jasa bagi Pelaku UMKM Jawa Timur

Namun jangan khawatir, dorongan belanja impulsif dapat dihentikan. Cara menghentikannya adalah sebagai berikut

1. Sebelum memutuskan berbelanja sesuatu, tunggu hingga beberapa hari, pikirkan apakah barang yang dinginkan tersebut dibutuhkan atau hanya sekedar keinginan.

2. Membuat anggaran atau daftar belanja yang akan membantu sebagai panduan pengeluaran yang penting dan dibutuhkan.

3. Tidak membiasakan diri berbelanja menggunakan kartu kredit dan fitur paylater.

4. Menggunakan sistem pembayaran cash dibanding e-money agar dapat mengontrol pengeluaran.

Dorongan belanja impulsif yang tidak disadari atau ditangani dapat mempengaruhi kondisi finansial seseorang sekalipun seseorang tersebut memiliki pemasukan yang dirasa baik.

Baca Juga: Apa itu Solopreneur? Cek di sini untuk Mengetahui Perbedaannya dengan Entrepreneur

Barang-barang yang dibeli tanpa pertimbangan akan menumpuk dan tidak terpakai secara maksimal.

Setelah mengetahui ciri-ciri, faktor pendorong dan solusi untuk mengatasi dorongan belanja impulsif, harapannya dapat memahami dan menangani.

Baca Juga: Kripto dalam Dunia Sepakbola, Bagaimana Peluangnya?

Yaitu jika terdapat persoalan dorongan belanja impulsif atau impulse buying sehingga dapat menata finansial menjadi lebih baik dan terukur.***

Editor: Rangga Putra

Sumber: Shopify

Tags

Terkini

Terpopuler