Keputusan ini didasarkan pada nilai sejarah musala yang diperkirakan sudah berdiri selama ratusan tahun di Jalan Kalimas Udik, memberikan kontribusi besar bagi identitas Surabaya sebagai Kota Pahlawan.
"Oleh karena itu, kami sedang merenovasi Langgar Gipo, dan di lantai dua, kami akan membuat museum. Sehingga, orang yang datang ke Surabaya bisa mempelajari sejarahnya, siapa yang ada di sini, dan tokoh-tokoh pendiri melalui museum Langgar Gipo," terangnya.
Pendekatan yang sama akan diterapkan pada Masjid Serang, yang terletak di Jalan Panggung No 141, Kelurahan Nyamplungan, Kecamatan Pabean Cantian, Kota Surabaya.
Masjid dengan arsitektur budaya Yaman ini akan terkoneksi dengan situs-situs bersejarah lainnya.
"Saya telah meminta koordinasi dengan PLN terkait listrik, memastikan bahwa listrik mencapai kota lama. Ini akan benar-benar menghubungkan segalanya di kawasan Ampel," ungkap Wali Kota Eri.
Selain memperbaiki bangunan-bangunan bersejarah, Wali Kota Eri juga memperhatikan nasib para pedagang dan warga di kawasan Ampel dan Kalimas Timur.
Oleh karena itu, ia berencana untuk merapihkan UMKM dan pedagang di tepian sungai. Pedagang akan dipindahkan dengan rapi ke pusat kuliner di sekitar Rumah Potong Hewan (RPH) Pegirian yang saat ini sedang direnovasi.
"Juga, kami akan membongkar area di depan tempat parkir bus wisata religi Ampel, tempat para pedagang sekarang berjualan. Sehingga, dari depan, akan terlihat bahwa ini adalah tempat para pedagang di sekitar Ampel," tegasnya.
Selanjutnya, Wali Kota Eri memperhatikan kawasan sepanjang Jalan Kalimas Timur.