Wisatawan Bisa Menikmati Jembatan Kaca Bromo Probolinggo ini Setelah Diresmikan, Saat Ini Masih...

- 20 Desember 2022, 19:28 WIB
Wakil Bupati Probolinggo, Timbul Prihanjoko saat mengecek lokasi jembatan kaca Bromo. /Zona Surabaya Raya/Ahmad Saifullah.
Wakil Bupati Probolinggo, Timbul Prihanjoko saat mengecek lokasi jembatan kaca Bromo. /Zona Surabaya Raya/Ahmad Saifullah. /

 

ZONA SURABAYA RAYA - Jembatan Kaca di lereng Gunung Bromo Probolinggo, saat ini sedang dilakukan uji coba.

Uji coba itu dilakukan oleh Kementerian Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kawasan lereng gunung Bromo Probolinggo.

Uji coba ini dilakukan sebagai menguji beban pada Jembatan Kaca Seruni Point untuk menguji performa struktur dan keamanan jembatan.

Sehingga memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi wisatawan setelah dioperasikan nanti.

Baca Juga: Liburan Tahun Baru 2023, Ini Aturan Baru Naik Kereta Api

Selain itu kehadiran jembatan kaca ini menjadi destinasi wisata adrenalin yang menghubungkan terminal wisata Seruni point dengan shuttle area dengan pemandangan Gunung Bromo, Gunung Natok dan Gunung Semeru.

Dengan demikian jembatan ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisata ke Gunung Bromo Probolinggo.

Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono mengatakan, pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengolahan sampah sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.

Ditambahkan jembatan kaca Seruni point membentang sepanjang 120 berada di atas jurang dengan kedalaman sekitar 80 meter.

Baca Juga: Keajaiban Tersembunyi Dunia, Situs Gunung Padang Ini Diyakini Lebih Tua dari Piramida Mesir

Jembatan ini tergolong sebagai jembatan gantung pejalan kaki, dengan struktur lantai berupa kaca pengaman berlapis serta ketebalan masing-masing 12 mm dan didekatkan menggunakan lapisan vinyl interlayer.

Kepala Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS) Kementerian PUPR Fahmi Aldiamar mengatakan uji beban (loading test) pada Jembatan Kaca Seruni Point dilakukan dengan menggunakan beberapa instrumen untuk mendapatkan data performa struktur dan kawat-kawat baja pada jembatan selebar 1,8 meter dan 3 meter ini. 

Salah satu instrumen yang digunakan yaitu Total Station (TS) untuk mengukur displacement atau pergeseran titik ukur saat jembatan dilewati beban manusia.

Loading test jembatan kaca dilakukan menggunakan karung berisi pasir seberat 70 kg atau merepresentasikan berat satu orang dewasa. 

Karung-karung tersebut diletakkan di lantai jembatan dengan jarak masing-masing 75 cm dengan total berat 7 ton atau setara dengan 100 orang. Berat tersebut hanya sepuluh persen dari desain daya tahan jembatan.

"Siklus dalam melakukan uji beban jembatan kaca, pertama dilakukan dengan berat beban 0%. Kedua, pengujian dengan menggunakan berat beban 50%, ketiga dilakukan pengujian dengan berat beban 100%. Selanjutnya pengujian kembali dengan berat beban 50% dan yang terakhir pengujian dengan berat beban 0 %," kata Fahmi Aldiamar. 

Selain mengukur displacement menggunakan instrumen Total Station, loading test juga dilakukan untuk mengukur performa kabel-kabel baja penopang dan frame baja jembatan. 

Untuk mengukur frekuensi struktur dan regangan kabel, BGTS menggunakan alat accelerometer dan strain gauge. 

Sementara untuk pengetesan kekuatan kaca telah dilakukan uji laboratorium milik BGTS di Bandung, Jawa Barat.

Menurut Fahmi Aldiamar, kaca laminated tempered yang digunakan sudah diuji di laboratorium dan hasilnya sudah sangat kuat. 

Saat terjadi kerusakan, tidak akan langsung pecah berkeping-keping namun pecahan berbentuk kubus-kubus kaca. ***

Editor: Timothy Lie

Sumber: PUPR


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah