Di Kediri, Upacara Grebeg Suro di Petilasan Sri Aji Joyoboyo saat Bulan Suro Sudah Ada Sejak 1976

17 Juli 2023, 14:30 WIB
Upacara Grebeg Suro di Kediri. /kedirikab/

ZONA SURABAYA RAYA - Jelang memasuki Bulan Suro (kalender Jawa), biasanya ada beberapa tradisi yang dilakukan khususnya masyarakat Jawa.

Bagi sebagian masyarakat Jawa, bulan Suro dianggap sebagai bulan keramat.

Karena, bagi orang Jawa yang memiliki pusaka dengan berbagai macam wujudnya dan dijadikan sebagai benda berharga biasanya dimandikan atau disucikan agar menjadi lebih bersih atau suci.

Jika tidak disucikan, konon katanya bisa mendatangkan bahaya atau celak bagi kehidupan sehari-hari si pemilik benda pusaka tersebut.

Baca Juga: 1 Suro 2023 Kapan? Dikenal Keramat, Ini 2 Doa Malam 1 Suro agar Hajatmu Dikabulkan, Simak Cara Bacanya

Oleh karenanya, untuk menyambut Bulan Suro, biasanya masyarakat Kediri mengadakan upacara tradisional Grebeg Suro.

Upacara Grebeg Suro ini digelar di Petilasan Sri Aji Joyoboyo yang sudah dilakukan secara turun-temurun dan tetap dilestarikan oleh masyarakat Desa Menang, Pagu, Kabupaten Kediri sejak tahun 1976 hingga sekarang.

Baca Juga: Ritual Suro, Warga Probolinggo Gelar Tolak Bala

Upacara tersebut diperingati setiap tanggal 1 Suro. Tanggal 1 Suro digunakan sebagai tanda kembali ke awal atau kembali suci dan menghindari malapetaka serta agar selalu mendapat perlindungan dari Tuhan di tahun mendatang.

Pelaksanaan upacara 1 Suro di Petilasan Sri Aji Joyoboyo diawali dengan acara pembukaan di Kantor Desa Menang kemudian menuju petilasan dan diakhiri di Sendang Tirto Kamandanu yang dilakukan sebagai penutup acara.

Pelaksanaan upacara di petilasan dibagi menjadi dua lokasi. Lokasi pertama berada di Loka Moksa, Loka Busana dan Loka Mahkota.

Lokasi kedua berada di Sendang Tirto Kamandanu. Acara dilakukan pada pagi hari tanggal 1 Suro.

Setelah acara pembukaan, para rombongan peserta upacara menuju Loka Moksa untuk menghaturkan maksud dan tujuan dari kehadiran rombongan ke hadapan sang Prabu Sri Aji Joyoboyo.

Selanjutnya dilakukan tabur bunga di halaman Loka Moksa sebagai tanda penghormatan dan rasa syukur atas kehadiran para tamu agung dan para leluhur.

Baca Juga: Lakukan Maksiat, Zina dan Makan Uang Haram Selama Bulan Suro dan Muharram, Akibatnya Fatal, Ini Kata Kyai MUI

Setelah tabur bunga, acara ditutup dengan caos dhahar yang dilakukan di tiga lokasi Moksa yang dilakukan secara bersamaan.

Dengan adanya upacara tradisional ini, telah berdampak pada pendapatan dan pembangunan daerah Kabupaten Kediri.

Baca Juga: Segera Cek Hari Lahirmu! Pemilik Weton ini Jangan Keluar Rumah Saat Malam Satu Suro

Pemerintah Kabupaten Kediri dan masyarakat bekerja sama untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya ini yang juga telah menjadi salah satu objek wisata budaya di Kabupaten Kediri.***

Editor: Rangga Putra

Sumber: kedirikab.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler