Network
ZONA SURABAYA RAYA - Adanya berbagai kepercayaan mengenai ilmu kejawen, membuat malam satu Suro makin diselimuti oleh nuansa mistis.
Masyarakat Jawa percaya bahwa ritual mencuci benda pusaka ketika malam satu suro bisa mempertahankan kesaktian benda pusaka peninggalan leluhur.
Tentunya anggapan tersebut tak lepas dari sejarah zaman kerajaan tempo dulu. Di mana diyakini pada saat itu, bulan suro menjadi satu waktu di mana keraton di Pulau Jawa mengadakan ritual memandikan pusaka.
Tradisi ini masih begitu dihormati oleh masyarakat hingga membentuk stigma mistis akan bulan Suro.
Baca Juga: 12 Amalan di Bulan Muharram 1444 H dan 1 Suro 2022 Sesuai Sunnah Nabi, Bisa Menolak Sial dan Bencana
Selain itu, terdapat pula keyakinan mengenai weton yang dilarang keluar rumah ketika malam satu Suro, dilansir menurut Primbon Jawa, Jumat 29 Juli 2022. Peringatan tahun baru Jawa dimulai pada hari pertama bulan Sura di penanggalan Jawa, sesuai dengan awal bulan Muharram dalam kalender Hijriah.
Perayaan ini diperingati terutama di Pulau Jawa, dan daerah dimana memiliki populasi suku Jawa yang signifikan. Siji Sura atau malam satu suro juga diperingati, dan telah menjadi bagian dari budaya tradisional dari masing-masing daerah.
Malam satu suro biasanya diperingati pada malam hari setelah terbenamnya matahari. Pandangan dalam masyarakat Jawa, hari ini dianggap keramat terlebih bila jatuh pada Jumat Legi.
Bagi sebagian masyarakat pada malam satu sura dilarang untuk ke mana-mana kecuali untuk berdoa ataupun melakukan ibadah lain. Terlebih dari itu, di dalam Primbon Jawa, terdapat empat weton yang diyakini bakal terkena energi negatif jika memaksakan untuk keluar rumah pada malam satu suro.
