Network
ZONA SURABAYA RAYA - Dalam pencapaian luar biasa, Command Center 112 milik Pemerintah Kota Surabaya telah dihargai dengan Penghargaan Layanan Terbaik Call Center 112 untuk tahun 2023. Penghargaan bergengsi ini diterima oleh Asisten 1 Kota Surabaya, Erna Purnawati, mewakili Wali Kota Eri Cahyadi yang tidak dapat hadir.
Penghargaan prestisius ini diserahkan saat acara InterAksi (Indonesia Terkoneksi Siap Beraksi) yang diselenggarakan di Jakarta pada Selasa, 12 Desember 2023. Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, Wakil Menteri Nezar Patria, dan tokoh-tokoh lainnya.
Dalam sambutannya, Menteri Budi Arie Setiadi menekankan bahwa InterAKSI berfungsi sebagai acara apresiasi dan penghargaan oleh Direktorat Jenderal Pos dan Informatika (Ditjen PPI) untuk para pemangku kepentingan di industri pos, telekomunikasi, penyiaran, dan pemerintah daerah. Mereka telah memainkan peran penting dalam mendukung transformasi digital dan meningkatkan konektivitas di seluruh Indonesia.
Dengan penuh rasa syukur, Menteri Budi Arie Setiadi menyampaikan penghargaan tertinggi kepada para mitra kerja Kemkominfo, khususnya mereka yang bekerja sama erat dengan Ditjen PPI, atas upaya mereka dalam berbagai program terkait layanan pos, telekomunikasi, dan penyiaran.
"Saya juga berharap bahwa kerja sama dan koordinasi ini dapat terus ditingkatkan dan diperkuat, dengan tujuan mewujudkan visi dan misi transformasi digital nasional. Selamat kepada para penerima penghargaan. Semoga pengakuan ini menjadi motivasi dan inspirasi bagi kita semua untuk terus berinovasi dan berprestasi di masa depan," ujar Menteri Budi Arie.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya, M. Fikser, menyatakan rasa syukurnya atas pencapaian Command Center 112. Dia memastikan bahwa penghargaan ini akan menjadi motivasi bagi pemerintah kota untuk terus meningkatkan layanan darurat.
Fikser menjelaskan indikator utama yang menjadi pertimbangan dalam proses penominasian penghargaan, termasuk volume dan kualitas panggilan layanan 112 serta kualitas layanan panggilan darurat. Kriteria-kriteria ini dinilai berdasarkan data yang tersedia di Pusat Monitoring 112 Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Selain itu, keberadaan dan pengelolaan media sosial oleh tim layanan 112, jumlah pengikut, dan posting terkait kegiatan, sosialisasi, dan lainnya di akun juga diperhitungkan," tambahnya.
