Pengurus PCNU Surabaya Merasa Disingkirkan PBNU di Tahun Politik, Begini Awal Kejadiannya

- 25 April 2023, 16:23 WIB
Ilustrasi. Kepengurusan PCNU Surabaya dilanda konflik
Ilustrasi. Kepengurusan PCNU Surabaya dilanda konflik /

Baca Juga: Polda Jatim Umumkan Peningkatan Laka Lantas pada Musim Libur Lebaran 2023

Keputusan dari PBNU sendiri dinilai kurang wajar. Terlebih lagi, Zamroni menilai pengurus pusat seraya tergesa-gesa melakukan pergantian kepengurusan di Kota Pahlawan.

"Baru-baru ini, ujug-ujug muncul kepengurusan baru yang terkesan 'sembunyi-sembunyi' mengumumkan diri menggantikan kepengurusan de facto PCNU Surabaya yang selama ini dipandegani yang terkasih KH.Mas Sulaiman Nur (semoga Allah ta'ala selalu menjaga beliau) sebagai Rais Syuriah, dan Dr. KH. Achmad Muhibbin Zuhri sebagai Ketua Tanfidziyah masa khidmat 2021-2026 hasil Konfercab 6 Maret 2021," ucap Zamroni 

Tim Caretaker Jadi Pengurus Definitif PCNU

Berawal dari keputusan PBNU yang mendadak meng-caretaker-kan kepengurusan PCNU Surabaya de facto pada bulan Oktober 2022, karena alasan yang terbilang aneh, yakni kevakuman kepemimpinan-kedaluarsa kepemimpinan. 

"Apanya yang vakum, apanya yang kedaluarsa? Maka mulai saat itu tim yang mengatasnamakan caretaker itu selama 3 bulan diberi waktu, entah untuk apa dan sudah melakukan apa, seolah mengambil peran kepengurusan untuk menyelesaikan persoalan, yang juga entah persoalannya persoalan apa," terangnya.

Baca Juga: DIKRITIK! 10 Pemain Persebaya Surabaya Hengkang Jadi Sorotan Fans: Problem yang Terus Berulang, Mengapa?

Tim caretaker yang dipimpin H. Umarsyah, secara mendadak dijadikan sebagai kepengurusan definitif PCNU Surabaya 2023-2024 pada 21 Maret 2023 berbekal Surat Keputusan PBNU No.203/PB01/A.II.01.45/99/04/2023 Tentang Penunjukan dan Kepengurusan Definitif Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Masa Khidmat 2023-2024. 

"Beberapa tokoh bereaksi seperti Wakil Ketua PWNU Jatim, KH. Abdussalam Shohib Bisri yang dalam tulisan terbuka beliau melihat ada unsur 'syubhat' dari proses penunjukan pengurus caretaker yang dijadikan definitif ini. Gus Salam, panggilan akrab beliau, memandang peristiwa ini merupakan ketidaklaziman dan bukanlah sikap yang bijak seperti yang diteladankan para Muasis NU yang selalu mengedepankan ilmu dan kemuliaan dalam berjam'iyah," ungkap Zamroni. ***

Halaman:

Editor: Ali Mahfud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah