Warga setempat menuturkan, selain uang belanja yang dijadikan kebutuhan sehari-hari, ternyata uang hasil dagangan dan uang pajak titipan juga hilang tanpa sebab.
Padahal tegas warga dilokasi itu, kalau uang tersebut disimpan dengan rapi dilaci rumahnya dengan keadaan terkunci yang cukup rapat.
"Hilangnya itu kadang-kadang ada Rp 100 ribu, Kadang Rp 200 Ribu. Sehingga, kakak saya berinisiatif untuk memasang spanduk," kata Ketua RT setempat, Euis Karsusi pada media.
Dia juga menjelaskan, dipasangnya spanduk berukuran besar yang terpampang di Jalan tersebut, supaya pemilik tuyul sadar dan tidak beraksi lagi.
Sebab, perbuatan seperti itu ialah perbuatan dosa besar dan dilarang oleh agama serta diharapkan kampungnya terbebas dari ancaman tuyul.
"Ya untuk menyadarkan pemilik tuyul," sambungnya dengan harapan pemilik tuyul supaya sadar atas perbuatannya.
Uang yang hilang itu kata Ketua RT setempat, merupakan uang pajak milik warga serta uang arisan yang hilang serta uang hasil jual beras.
Dia juga mengaku, kalau setiap pagi ia harus mengeluarkan uang untuk mengganti uang pajak dan uang arisan yang hilang milik warganya.