Berdasarkan data terakhir, korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, pascapertandingan Arema FC melawan Persebaya bertambah menjadi 174 orang.
Kericuhan dipicu atas kekalahan Arema FC. Ribuan suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.
Kerusuhan semakin membesar lantaran sejumlah flare dilemparkan, termasuk benda-benda lainnya.
Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.
Petugas pengamanan, kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain.
Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.
Ditembakkannya gas air mata tersebut dikarenakan para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.
Baca Juga: 127 Tewas di Tragedi Kanjuruhan Malang akibat Kekurangan Oksigen
Dalam keterangannya, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menduga kuat salah satu penyebab jatuhnya korban lantaran kehabisan oksigen akibat berdesakan.