Metaverse di Indonesia Masih Butuh Persiapan

- 21 Januari 2022, 13:30 WIB
Ilustrasi Metaverse
Ilustrasi Metaverse /Pixabay/Tumisu
ZONA SURABAYA RAYA - Dunia baru Metaverse digadang akan menjadi dunia realitas virtual masa depan. Indonesia dinilai memiliki potensi meskipun masih membutuhkan banyak persiapan.
 
Pakar teknologi asal Universitas Airlangga (UNAIR), Yutika Amelia Effendi, S.Kom., M.Kom menegaskan, Metaverse sebenarnya memiliki potensi besar, khususnya di Indonesia. Dia menambahkan, Metaverse dapat diterapkan di banyak bidang yang sangat luas, karena sebagai pencerminan dunia virtual.
 
"Salah satu potensi yang paling interesting dan attractive kalau dikaitkan dengan Indonesia adalah di bidang pariwisata," sebutnya.
 
 
Menurut Yutika, Metaverse dapat menjadi salah satu cara menikmati banyak tempat wisata di Indonesia tanpa terhalang batasan, seperti halnya batasan jumlah pengunjung di masa pandemi.
 
Bidang pendidikan juga berpotensi dieksplorasi lebih lanjut pada platform ini. Selanjutnya, penggunaan platform ini dapat merambah ke banyak bidang lain seperti sosial, perdagangan dan lain-lain.
 
"Untuk pendidikan di era sekarang sudah banyak yang memakai alat virtual reality (VR) dan augmented reality (AR), yang merupakan teknologi pada Metaverse," jelasnya.
 
"Namun khusus ranah pemerintahan, di sini peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk membenahi dulu keamanan siber dan data. Karena banyak unsur yang tidak boleh diketahui oleh semua orang terkait keamanan," jelas dosen Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin UNAIR tersebut, Jumat 21 Januari 2022.
 
 
Oleh karenanya, di Indonesia ini, penerapan teknologi Metaverse masih membutuhkan banyak persiapan. Menurut Yutika, selain adanya keamanan dan landasan hukum siber dan data, Indonesia juga harus memiliki tingkat literasi digital dan kualitas infrastruktur yang mumpuni untuk menyambut Metaverse.
 
Yutika menilai, percepatan teknologi Indonesia masih terbilang aji mumpung karena pandemi, alhasil mau tidak mau harus pindah ke digital.
 
"Kalau mau menerapkan Metaverse, pemerintah dan masyarakat harus bekerjasama meningkatkan literasi digital, agar semua lapisan masyarakat tidak tertinggal dengan teknologi yang ada,” ungkapnya.
 
Selain itu, penting bagi Pemerintah dalam menyiapkan fasilitas internet yang mumpuni, tidak hanya di kota namun juga pemerataan hingga daerah. Nah termasuk juga dibutuhkan infrastruktur yang mendukung teknologi virtual reality dan augmented reality.
 
 
“Sejujurnya kalau mau menuju Metaverse, belum bisa dalam waktu dekat. Paling tidak butuh tiga hingga lima tahun bagi Indonesia untuk mengadaptasi kinerja platform infrastruktur yang dibutuhkan,” pungkasnya.
 
Selebihnya, Yutika menyarankan adanya kolaborasi pemerintah, masyarakat dan perusahaan teknologi untuk turut mendukung adanya literasi digital dan kesiapan lainnya. ***

Editor: Julian Romadhon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah