Network
ZONA SURABAYA RAYA - Kabar Laptop Merah Putih 10 juta untuk pelajar banyak menuai reaksi nitizen hingga ramai di media sosial.
Dari cuitan para nitizen hingga Anggota DPR RI, sebagian merasa spesifikasi Laptop pelajar, dari pengadaan Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi tidak sebanding alias terlalu rendah jika dengan harga yang diisukan 10 juta per unit.
Seperti dikutip dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 5 Tahun 202. Aturan itu sendiri mengenai petunjuk operasional dana alokasi khusus fisik bidang pendidikan tahun anggaran 2021. Dalam aturan disebutkan spesifikasi minimal Laptop pelajar di antaranya sebagai berikut :
tipe prosesor core: 2, frekuensi: > 1,1 GHz, Cache: 1 M;
memori standar terpasang: 4 GB DDR4;
hard drive: 32 GB;
USB port: dilengkapi dengan USB 3.0;
networking: WLAN adapter (IEEE 802.11ac/b/g/n);
tipe grafis: High Definition (HD) integrated;
audio: integrated;
monitor :11 inch LED;
daya/power: maksimum 50 watt;
operating system: chrome OS;
device management: ready to activated chrome education upgrade (harus diaktivasi setelah penyedia ditetapkan menjadi pemenang);
masa Garansi: 1 tahun.
Salah satu netizen, @rasjawa, mengatakan 'emosi memuncak' mengetahui spesifikasi 'Laptop Rp 10 juta' yang akan dibeli pemerintah ternyata hanya Chromebook. Dia bilang harga Chromebook tak sampai Rp 5 juta, jadi selisih harganya dikatakan 'gede'.
Nitizen yang lain ikut memberi cuitan, mencurigai adanya celah proyek korupsi, @dickysenda menuliskan,
"Bansos diusulkan punya kartu elektronik sendiri. Lalu pengadaan Laptop Merah Putih utk pelajar. Proyek lagi, celah korupsi lagi. Sonde bisa untuk sonde curiga sama ini manusia dong di atas."
Bukan hanya para nitizen yang meramaikan,
Bahkan, Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon ikut komentari pengadaan laptop untuk para pelajar dari Kemendikbhdristek.
