Pemkab Malang Harapkan Peningkatan Hasil Pertanian Melalui Penggunaan Biosaka

22 Februari 2023, 21:00 WIB
Ilustrasi pertanian /Google Maps

 

ZONA SURABAYA RAYA - Guna meningkatkan produksi pertanian serta mendukung program luas tambah tanam tanaman pangan di Kabupaten Malang, Pemerintah Kabupaten Malang mengupayakan penerapan biosaka yang merupakan teknologi terbaru dalam melakukan peningkatan produksi pertanian.

M Sanusi selaku Bupati Malang menyatakan, penggunaan biosaka termasuk dalam usaha memajukan pertanian.

Selain itu juga menjadikan pertanian yang ada di Kabupaten Malang menjadi mandiri dan modern.

“Pemerintah mendukung penerapan hasil-hasil inovasi sederhana terutama yang dikembangkan oleh petani, salah satunya adalah biosaka," kata Sanusi.

Baca Juga: Gandeng Kelompok Tani, Mak-mak di Jatim Beri Edukasi soal Pertanian Organik kepada Petani di Nganjuk

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, biosaka adalah teknologi terbaru dalam bidang pertanian yang bertujuan memaksimalkan kuantitas serta kulitas produksi atas seluruh komoditas pertanian.

Biosaka adalah larutan yang berasal dari ekstrak tumbuhan dan memiliki tugas sebagai elisitor untuk meningkatkan hasil pertanian.

Selain mengoptimalkan produktivitas tanaman, penerapan biosaka juga sebagai upaya melestarikan tanaman ekologi serta lingkungan.

Sanusi menyatakan, komoditas tanaman pangan memiliki fungsi vital dalam masyarakat.

Salah satu contoh komoditas tanaman pangan adalah padi.

Baca Juga: Rugikan Negara 1 Miliar, Mantan ASN Dinas Pertanian Madiun Ditahan Kejari

Sanusi juga menjelaskan, penggunaan biosaka dalam dunia pertanian harus segera diterapkan secara merata.

Hal ini untuk mengoptimalkan kualitas hasil pertanian yang ada di Kabupaten Malang.

Lebih dalam Sanusi menerangkan, dengan memanfaatkan teknologi biosaka harapannya kualitas dan kuantitas hasil pertanian di Kabupaten Malang dapat meningkat.

Hal ini sebagai langkah guna merealisasikan petani tangguh.

Sejarah Singkat Biosaka

Melansir dari laman distanpangan.baliprov.go.id, biosaka pertama kali ditemukan oleh Muhammad Anshar yang merupakan petani dari Blitar pada tahun 2006. Biosaka adalah larutan yang berasal dari ekstrak tumbuhan dan rerumputan dan berfungsi melindungi dari serangan hama.

Penggunaan biosaka dapat mengurangi penggunaan pupuk sekitar 50-90 persen. Biosaka terbagi dalam dua suku kata, Bio yang memiliki arti Biologi, dan Saka adalah kependekan dari Soko Alam Kembali Ke Alam atau dari alam kembali kepada alam.

Sebutan tersebut digaungkan oleh Prof Robert Manurung dari Institut Teknologi Bandung. Kekurangan dari biosaka adalah tidak dapat dibuat dengan mesin. Selain itu bahan baku dari biosaka harus berganti setiap musim untuk mencegah hama kebal.

Biosaka dapat dibuat dengan menyiapkan jenis-jenis daun dan rumpiut tertentu. Setelah itu masukkan ke dalam ember yang telah diisi air. Air yang digunakan antara 5-20 liter tergantung seberapa banyak bahan bakunya.

Setelah itu bahan baku diremas pelan memutar sembari diaduk. Lakukan hal tersebut antara 30-60 menit untuk mendapatkan hasil terbaik.***

Editor: Timothy Lie

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler