TERBARU! Jangan Sepelekan Penyakit ini Karena Berisiko Menyebabkan Infeksi Long Covid-19

2 Februari 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi pasien covid-19 /(Foto: PMJ News/Dok Net).

ZONA SURABAYA RAYA - Studi baru yang terbit pekan ini di jurnal ilmiah Cell merangkum data 390 pasien Covid-19 yang dicermati oleh lebih dari 50 peneliti. Kondisi para pasien ditinjau sejak masing-masing didiagnosis mengidap Covid-19.

Sekitar 37 persen pasien dalam penelitian melaporkan tiga atau lebih gejala long Covid beberapa bulan setelah infeksi. Sekitar 24 persen melaporkan satu atau dua gejala, dan 39 persen melaporkan tidak ada gejala.

Seperti dilansir ZonaSurabayaRaya.com dari laman Fortune, Rabu 2 Februari 2022, hasil studi mengidentifikasi empat faktor risiko utama long Covid.

Pertama, diabetes tipe dua. Pasien yang sebelumnya sudah mengidap diabetes tipe dua ditengarai memiliki risiko lebih besar mengalaminya.

Baca Juga: Kamu Harus Tahu, ini Gejala Omicron Pada Orang yang Sudah Divaksin

Long Covid secara tidak langsung telah memengaruhi sekitar 31 persen hingga 69 persen pasien Covid-19.

Kondisi itu merujuk pada seseorang yang tidak lagi mengidap Covid-19, namun masih merasakan dampak berkepanjangan.

Gejala long Covid antara lain gangguan mengingat, masalah pencernaan, kelelahan, kehilangan penciuman, batuk yang berkepanjangan, dan sesak napas.

Para peneliti melakukan tinjauan lebih dalam terhadap kondisi tersebut, dan memperingatkan pasien diabetes tipe dua untuk lebih berhati-hati.

Baca Juga: Perlu Diwaspadai, ini 5 Tahapan Seseorang Terinfeksi Varian Omicron

Hanya ada sedikit kemungkinan bahwa kondisi medis lain yang sudah ada sebelumnya dapat meningkatkan risiko mengidap long Covid.

Faktor risiko kedua adalah fragmen SARS-CoV-2 yang beredar pada saat diagnosis. Sejumlah besar RNA virus corona yang ditemukan dalam aliran darah seseorang sejak sebelum terjangkit Covid-19 bisa berarti mereka lebih berisiko terkena long Covid.

Selanjutnya, faktor risiko ketiga yakni reaktivasi virus Epstein-Barr. Sebagai informasi, virus Epstein-Barr dapat menyebabkan mononukleosis, tetapi biasanya kondisinya tidak aktif di dalam tubuh.

Pasien yang memiliki virus ini dan teraktifkan kembali dalam sistem pada saat didiagnosis Covid-19 berkorelasi dengan peningkatan risiko mengidap long Covid. Faktor risiko keempat adalah kehadiran autoantibodi spesifik.

Baca Juga: Apakah Kamu Terserang Omicron? ini Gejalanya Setelah 48 Jam

Studi juga menemukan bahwa perempuan yang mengidap long Covid cenderung mengalami lebih banyak gejala neurologis. Selain itu, pasien long Covid yang memiliki penyakit jantung lebih mungkin kehilangan fungsi indra penciuman dan indra perasa.

Saat ini, belum ada obat untuk mengatasi long Covid. Penelitian menyarankan pemberian obat antivirus di awal terserang Covid-19 untuk menangani kelebihan virus dalam sistem dan membantu mengurangi risiko long Covid.

Meski demikian, para peneliti juga menyebut pentingnya studi lanjutan untuk mengonfirmasi temuan itu. Terutama, penelitian dengan jumlah peserta lebih banyak dan dalam jangka waktu yang lebih lama.***

Editor: Timothy Lie

Sumber: Fortune

Tags

Terkini

Terpopuler