Laptop Merah Putih, Pengembangan Inovasi Sebagai Karya Dalam Negeri

31 Juli 2021, 11:25 WIB
Ilustrasi Laptop. /Pixabay/Lalmch

ZONA SURABAYA RAYA - Kemajuan teknologi dan informasi yang kian pesat, mendorong banyak pihak khususnya dunia pendidikan untuk menerapkan langkah strategis.

Dalam rangka peningkatan penggunaan produk Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam negeri, maka dilakukan perencanaan perancangan produk di bidang TIK yakni salah satunya Laptop Merah Putih yang akan diproduksi di dalam negeri.

Laptop yang kini ramai diperbincangkan ini dibuat menggunakan sumber daya manusia dalam negeri melalui kerja sama antar beberapa perguruan tinggi. Dengan demikian produksi laptop merah putih dapat dilakukan sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada impor di bidang TIK.

Baca Juga: Ramai Diperbincangkan, Berikut Spesifikasi Laptop Merah Putih

Dikitip dari laman resmi Kemendikbud, pembuatan laptop merah putih yang memiliki sertifikat TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) di tahun 2021 memiliki anggaran sekitar Rp3,7 triliun untuk pengadaan unit laptop sebanyak 431.730 unit.

Dalam rapat virtual yang dihadiri oleh para dosen perguruan tinggi dari perwakilan ITB, UGM dan ITS, dengan pihak Kementerian Perindustrian, pihak Qualcomm, dan pihak Ditjen Dikti dibahas mengenai perencanaan Program Pengembangan Laptop Merah Putih dalam mengembangkan komponen TIK beserta industrinya, Jum’at 23 Juli 2021.

Dalam rapat tersebut Ari Indrayanto selaku dosen elektronika ITB memaparkan Program Pengembangan Laptop Merah Putih. Dirinya menyampaikan bahwa kerja sama dengan 3 perguruan tinggi saat ini (ITB, UGM dan ITS) bertujuan untuk catching up dan Transfer of Knowledge.

Baca Juga: Ketergantungan Bahan Baku Impor, KPPU Masih Temukan Kelangkaan Obat Terapi Covid-19 di Sejumlah Daerah

Menyatukan knowledge untuk belajar terlebih dahulu, sehingga pada tahun 2021 ini fokus pada pematangan perencanaan laptop merah putih, selanjutnya di tahun depan 2022 bisa fokus pada pelaksanaan produksi laptop merah putih dan lulus pengujian secara elektronis dan fisik, sehingga dengan dilakukannya konsorsium tersebut diharapkan TKDN dapat bergerak meningkat ke hulu.

“Kita harus membuat bidang kita relevan terhadap industri di Indonesia, dan para akademisi juga membantu agar industri dalam negeri naik kelas dan bisa berkompetisi dengan produk luar. Serta kita akui tidak ada negara yang dapat menguasai semua komponen industri, sehingga kita harus berkolaborasi dengan negara yg maju di bidang IT atau kolaborasi internasional, sehingga kita bisa fokus pada upaya merakit dan medesain sampai tahun 2024, dengan harapan TKDN akan naik sekitar 40%-50%”, ucap Ari.

Selanjutnyq Ari juga mengatakan bahwa kita harus cepat bergerak dalam meningkatkan strategi industri elektronik dalam negeri.

“Kita harus berupaya dan bergerak secepatnya dalam meningkatkan strategi industri elektronik dalam negeri terutama dalam peningkatan kualitas SDM dan kualitas infrastruktur di bidang industri dalam negeri”, kata Ari.***

Editor: Julian Romadhon

Tags

Terkini

Terpopuler