Network
ZONA SURABAYA RAYA - Siapa yang tidak bisa menulis? Bahkan anak kecilpun bisa menjadi penulis.
Syarat menjadi penulis tidak harus berijazah tinggi, cukup bisa membaca itu sudah menjadi modal besar dalam menulis.
Seringkali kita menyalahkan bakat. Mereka yang ingin menjadi penulis, tapi tidak mau menulis, dengan alasan tidak memiliki bakat menulis.
Stereotype ini sudah menyebar di jagat pikiran masyarakat kita. Apalagi di dunia tulis menulis.
Baca Juga: 5 Tips Ampuh Agar Kamu Tahan Berjam-Jam Membaca Buku
Kegiatan menulis termasuk dalam pekerjaan menulis. Kebanyakan penulis pemula merasa insecure, bahwa tidak punya bakat untuk menulis.
Alasan itu mereka lontarkan jika menemui kebuntuan dalam proses-proses mencari ilmu dan gagasan.
Baca Juga: Berikut Tips untuk Menemukan Terapis Kesehatan Mental yang Tepat Sesuai Kebutuhan Anda, Simak!
Alasan-alasan klise inilah, yang seringkali menghambat proses mereka dalam meniti karir sebagai penulis profesional.
Kekhawatiran inilah yang menghambat perkembangan skill menulis. Seperti yang kita ketahui, menulis itu bukan bakat, melainkan skill.
Tidak ada cara lain untuk mengasah skill atau keterampilan selain mencoba dan melakukannya.
Dengan sering latihan dengan waktu yang konsisten, skill menulis kita akan berkembang dengan sendirinya.
Kesabaranlah yang akan menuntun kita sampai tujuan yang kita inginkan.
Intuisi sangat berperan penting, dalam proses membuat suatu karangan. Apalagi seorang pengarang dianjurkan untuk bisa mengarang.
Baca Juga: Ucapkan Selamat Tinggal pada Tumit Pecah-Pecah dengan Tips dari Para Ahli Berikut ini!
Untuk membuat intuisi kita semakin tajam, maka setiap harinya perlu diasah.
Cara mengasah skill mengarang yaitu dengan sering-sering mengamati orang orang di sekitar. Itu adalah modal dasar kita dalam menulis. ***
